Episode : Persiapan TTCT
Tugas pertama kita setelah dilantik bantara adalah TTCT, ya di kelas
XI ini gue kembali terlibat dengan acara TTCT, perkemahan pelantikan pramuka
penegak. Di acara TTCT ini gue menjabat sebagai seksi acara, tugas yang cukup
berat. Sebagai Seksi acara gue harus bisa mengatur dan menyusun seluruh
rangkaian agenda acara TTCT dengan baik dan tepat waktu, agar tidak menghabat
acara berikutnya dan TTCT bisa diselenggarakan dengan lancar.
Di acara TTCT ini ada yang berbeda dari acara TTCT sebelumnya, yang sebelumnya
kepanitian hanya dibentuk oleh ekskul pramuka saja, kini kepanitian dibentuk
oleh 3 ekskul utama yaitu : Pramuka, PMR, dan Paskibra. Ya dengan hadirnya 2
ekskul ini di acara TTCT, membuat agenda acara pun mengalami sedikit perubahan.
Di Acara TTCT ini bukan hanya sekedar pelantikan Pramuka saja, setelah
semua siswa kelas X usai dilantik menjadi usia pramuka penegak, bagi mereka
yang memilih PMR dan Paskibra akan dilantik juga sebagai anggota di ekskulnya
masing-masing.
2 hari menjelang TTCT gue dan beberapa panitia melakukan survey
tempat, untuk melihat denah dan situasi sekitar, serta mencari rute widegame.
Setelah Sholat Ashar kita langsung berangkat ke TKP (Tempat Kegiatan Perkemahan),
setibanya di sana gue dan beberapa panitia langsung melakukan survey.
Karena pada saat kita datang di sana, lapangan yang akan kita pakai
untuk TTCT sedang di pakai oleh SMA lain yang sedang melaksanakan camping, kita
tidak bisa memasuki lapangan tersebut. Karena hari sudah mulai sore kita pun
langsung terjun masuk ke hutan untuk mencari rute widegame.
Ketika survey rute widegame gue ditugaskan oleh kak Budi untuk
menggambarkan denah widegame yang nantinya akan dijadikan peta pada saat acara
widegame.
“Mi lo bisa pemetaan kan ?”
Gue jawab “Ya bisa sih dikit, tapi kurang jelas juga tulisannya.”
Kak Budi bilang “Ya udah gak papa, yang penting gambarnya jelas.”
Dengan kemampuan yang gue miliki, gue mulai menggambarkan denah
widegame, gue tarik garis ke kiri dan
kekanan sesuai jalan yang gue lalui dan menggambarkan fenomena alam
(pepohonan,sawah,rumah DLL) di sekeling jalan yang gue lalui.
Mengingat rute widegame tahun kemarin yang sangat panjang dan cukup
ekstrem, sampe-sampe gue terjatuh dari tebing terasering sawah yang tingginya 3
meter, yang ketika itu gue sedang membantu temen kloter gue untuk menuruni tebing
tersebut.
Rute widegame kali ini tidak terlalu panjang dan tidak terlau ekstrem,
hanya sedikit melewati pemukiman warga, lalu masuk ke persawahan dan ladang
yang datar, terus memasuki hutan yang berbukit, dan berakhir di sebuah lembah
diantara bukit-bukit hutan dan terasering sawah, lalu kembali lagi ke buper.
Dan selama 1 jam setengah akhirnya kita menemukan rute widegamenya,
hari sudah menjelang malam terdengar suara adzan magrib, kita langsung
cepat-cepat keluar dari hutan dan kembali ke buper. Kak Budi menanyakan ke gue
“Mi,gimana petanya jadi gak ?”
Dengan pede dan mudahnya gue bilang “Ya jadilah, di tangan Fahmi mah
urusan kaya ginian pasti selesai.” (pasang muka cool, dengan alis dinaikin)
Dengan sombongnya gue memperlihatkan hasil kerja gue, dan kak Budi
bilang “Oke sip, cukup bagus juga walaupun tulisannya agak kurang kebaca. Tapi
tak apalah.”
Gue jawab “Ya namanya juga peta kak, biar lebih menjiwai tulisanya
memang kaya gitu biar keliatan misterius dikit hahaha.”
Kak Budi bilang “Ah lo, emang ini peta harta karun, ya udah deh ini
peta gue bawa dulu ya mau di gambar ulang lagi, biar tulisannya lebih bagus.”
Gue bilang “Oke sip deh kak.”
Dan keesokan harinya H-1 menjelang TTCT gue dan beberapa panitia
berangkat duluan ke TKP buat malakukan persiapan dan sebagainya. Jam 7
malam tepat sekali dengan malam mingguan
kita berlima : Gue,Evan,Eki,kak Budi,Kak Hasan, dan 3 orang Panitia dari
paskibra : Anang,Ilham dan Boni. Meluncur ke TKP dengan membawa perlengkapan
panitia dengan menggunakan elf.
Di saat yang lain malam mingguan dengan pacarnya pergi jalan-jalan ke
taman atau ke Mall. Kita - kita malah pergi ke tempat buper dan disibuki dangan
berbagai macem persiapan untuk acara TTCT besok, mulai dari membuat tenda
panitia, tiang bendera, pager dan sebagainya. Tapi mending lah dari pada gue
nganggur di rumah kesepian, mending gini pergi ke tempat buper ada kerjaan,
biar malam minggunya gak terlalu ngenes banget.
Dalam perjalanan di mobil elf kak Hasan bilang “Eh ini kita yang
berangkat jomblo semua kan ?”
Gue menjawab dengan semangat “Yoi !”
Eki menjawabnya “ Iya kak, emang kenapa ?”
Kak Hasan bilang “Wah pas banget deh, sekarang kan malam minggu nih,
kita-kita juga jomblo. Di sana kan masih ada anak SMA lain yang masih camping,
godain cewe-cewenya yuk, ya ajak kenalan aja lah.”
Anang bilang “Wah boleh juga tuh kak idenya.”
Eki bilang ke gue “Yah semoga aja ada yang kecantol satu ya mi,lumayan
kan biar gak jomblo lagi hehehe.”
Eki ngeledek gue, dan gue bilang “Ya semoga aja ki, pancingan gue kali
ini disambar sama ikan .”
Setibanya di tempat buper kita langsung bergegas mencari cewe (etts...
tahan dulu napa,turunin dulu duh barang-barangnya), ya turun dari mobil kita
langung membongkar barang angkutan kita, dan karena di lapangan masih dipake
sama SMA lain, barang perlengkapan kita pun kita titipkan di salah satu warung
yang enggak ke pake.
Sayang ketika kita datang anak-anak SMA yang lagi camping ini sedang
melakukan acara api unggun, kita gak bisa ketemu sama anak-anak cewenya. Sambil
menunggu mereka selesai api unggun lalu bisa ketemu sama anak-anak cewenya
(ngarep). Di parkiran kita membuat beberapa tiang bendera dan mempersiapkan
patok-patok pager dan gapura yang akan dipasang besok pagi.
Waktu sudah menunjukan jam setangah 11 malam, dan mereka pun selesai
api unggun. Tapi sayang setelah acara itu berakhir panitia dari mereka
menyuruhnya untuk tidur, dan tidak ada peserta cewe yang berkeliaran
menghampiri kita yang berada di depan warung untuk jajan. Jangankan peserta
cewenya, panitia cewe juga gue kaga liat tuh kemana. (ya mungkin bukan
rezekinya kita kali).
Malam harinya gue, Eki, Evan, kak Budi dan Kak Hasan, masuk menyelinap
ke area buper mereka untuk menculik cewe-cewe melakukan pengukuran
lapangan yang akan dijadikan denah buper kita. Tapi sebelumnya kita udah izin
dulu sama panitianya, kalau belum izin bisa-bisa kita dicurigai lagi, dikira
kita mau menculik peserta cewe-cewenya.
Selama 30 menit kita di sana melakukan pengukuran luas lapangan, untuk
dibagi-bagi menjadi kavling sangga-sangga peserta kita. ketika melakukan
pengukuran kita melakukannya dengan cara manual, karena kita lupa tidak membawa
meteran. Ya kita pun mengukur luas lapangan ini dengan cara berjalan mulai dari
ujung kiri sampai ujung kanan, ujung depan sampai ujung kulon (Eh buset jauh
amat jalannya), Dengan patokan langkah kaki kita yaitu : 1 meter = 2 langkah
kaki kita.
Setelah kita tau luas lapangan ini, barulah kita menggambarkannya di
kertas. Lalu kita menghitung dan membaginya untuk dijadikan kavling sangga,
jumlah sangga kita ada 53. Dan setelah kita menghitung 1 sangga mendapatkan
berapa meter untuk dijadikan kavling. Kita mulai membuat pemetaan denah buper
kita di kertas, lalu menandakannya di lapangan.
Setelah selesai melakukan pemetaan denah buper, dan tidak ada kerjaan
lagi karena lapangan masih di pake sama SMA lain, kita langsung tidur dan
beristirahat untuk besok. Dan karena kita belum membuat tenda sama sekali
karena gak ada tempatnya, kita terpaksa tidur di warung yang gak ke pake ini
dengan beralasan terpal dan tiker.
Tengah malam jam 1 tiba-tiba angin berhembus kencang, yang membuat
kita merasa kedinginan, satu per satu dari kita mulai pindah tempat tidur. Gue
melihat Kak Hasan bangun menanyakannya.
“Mau kemana kak ?”
Kak Hasan bilang “Pindah aja yuk tidurnya dingin banget disini, gak
kuat.”
Gue tanya “Pindah kemana ?”
Kak Hasan bilang “Masjid.”
Gue bilang “Yu lah kak, gue juga disini gak bisa tidur.”
Gue bangun ternyata tinggal kita berlima yang masih bertahan di warung
ini, Kak Budi,Evan dan Ilham, gak tau deh mereka udah pindah kemana, gue dan
kak hasan membangunkan yang lain
“Woy bangun Woy, mau pada ikut pindah gak, gue mau tidur di masjid
nih.”
Eki bilang “Masjid mana mi ?”
Gue bilang “Masjid Istiqlal Ki.”
Eki bilang “Jauh amat mi, kenapa gak sekalian ke Masjidil Haram aja
biar sekalian naik Haji.”
Gue bilang “Tuh masjid yang deket balai desa, ikut gak ?”
Kak Hasa bilang “Bon, nang mau ikut pindah gak, kita mau pada pindah
nih tidurnya.”
Anang bilang “Yuklah, buset tidur di sini dingin banget kaya di
kutub.”
Eki mencoba membangunkan Boni “Bon ikut pindah gak ?”
Boni menyautnya sambil tidur “Heemmm... kalau kalian pindah, pindah
aja. Gue mah tidur di sini aja dah.”
Buset deh Si Boni kuatan banget kaya beruang kutub, udara dingin kaya
gini gak mau ikutan pindah. Dan kita berempat pun pergi ke masjid meninggalkan
Boni sendirian yang terdampar di warung. Sesampenya di Masjid ternyata Kak
Budi, Evan, dan Ilham udah ada di sini duluan. Wah gak ngajak-ngajak nih main
pindah sendirian aja. Karena kita merasa ngantuk kita langsung tidur di deket
mereka.
Jam 3 malam gue terbangun setelah mendengar suara-suara ribut, ketika
gue bangun penasaran suara ribut apaan, gue tengok kebelakang buset udah banyak
anak peserta cewe lagi pada pake mukena dan beberapa anak peserta cowo aja. Ya
meraka pada ke masjid mau malaksanakan sholat tahajud dan siraman rohani.
Gue langsung membangunkan temen-temen gue sebelum disholatkan oleh
mereka-mereka,
“Ki,Van,Kak Budi bangun oy... banyak anak peserta camping mau pada
sholat tahajud di sini.”
Kak Budi bangun lalu nyautin
sambil ngantuknya “Yah...”
Eki bilang “pindah lagi nih mi ?”
Gue bilang “Ya iyalah pindah, emang lo mau disholatin di sini sama
mereka.”
Satu per satu dari kita pun bangun lalu keluar dari masjid. Ketika
kita berjalan keluar masjid kedengaran anak-anak cewe pada ngetawain kita yang
berjalan sambil ngantuk, dan ada sebagian dari kita yang berjalan sambil masih
menutup matanya. Untungnya pas kita berjalan keluar gak ada yang sampe menabrak
pintu masjid.
Di luar masjid Eki menanyakan “Tidur di mana lagi nih ? di sana kita
kedinginan di sini kita malah disuruh pindah.”
Kak Hasan bilang “Ya udah tidur di sana lagi aja, gak papalah kita
kedinginan yang penting gak ada yang gangguin kita tidur lagi.”
Kita pun langsung kembali ke warung yang tadi, gue lihat si Boni masih
keenakan tidur dengan nyenyak, dasar beruang kutub udara dingin masih kuat aja.
Dan kita pun kembali lagi tiduran bersama Boni, biar gak merasa kedinginan kak
Budi mengambil tenda untuk dijadikan selimut kita.
Kak Hasan bilang “Bud, ngapain lo bawa-bawa tenda ?”
Kak Budi bilang “Buat selimut lah biar gak kedinginan.”
Kak Hasan bilang “Bener juga lo Bud, kanapa gue gak kepikiran ya.”
Kita langung ikutan mengambil 2 tenda untuk dijadikan selimut, Kak
Hasan bilang ke kita
“Besok tenda buat kita, gak usah di diriin lagi ya, cukup gini aja
juga udah nyaman sekali nih.”
Eki bilang “Ya kak, dari pada cape-capein diriin tenda mending
begini.”
Dan kita pun kembali tidur dengan nyenyak dengan diselimuti tenda.
Bersambung...
Cepretan hasil survey :
Ciyee gambar pemetaan. Tapi lu gak bikin yang main widegamenya kesesetkan? :D
BalasHapusEmang, ya. Kalo tulisan kurang bagus, ngeles-nya buanyak minta ampun.
Keknya yang disebut tragis itu. Ketika yang lain harus enak-enakan malam mingguan sama pacarnya. Dan ternyata kita malah disibukkan dengan acara yang begitu. Kalo jomblo bagus, deh. Kan gak bakalan pacaran jugakan?? Paling molor. :D
Kasihan banget. Mau tidur aja, sampe susah begitu. Bilang sama yang ngurus masjid, kalo mata butuh istirahat.
Nah itu dia pangeran tar deh liat aja di episode widegame bakalan kaya gimana kejadianya yang sebenernya. hehehe
Hapusiya untung malam minggu itu gue ada aktivitas meskipun bukan pacaran atau ngedate sama cewe, seenggaknya gak tidur kaya jomblo-jomblo yang lain. hehehe
Jadi kangen masa-masa kemping pramuka dulu. Jam 3 pagi bangun buat renungan malam...
BalasHapuskenapa ya setiap camping kalau tengaj malam salalu dibangunin mendadak di luar jadwal ? gue yang udah jadi panitia 2 kali aja masih bertanya-tanya tentang itu loh. kenapa ya bisa begitu ?
HapusHahaha, rencana mau nyari cewek gak terlaksana ya, mana pas malam enak-enaknya tidur di musholla malah harus pergi lagi, dan yang tadinya mau modusin cewek malah jadi diketawain gegara keliatan pas lagi muka ngantuk xD, yang sabar ye :P
BalasHapusWah, ini malam minggu yang seru nih, bikin kegiatan bareng. Oh iya, jepretannya kagak ada musholla tempat kalian tidur ya?
Nasib baik tidak memihak pada kita-kita, dan akhirnya kita-kita malah jadi jomblo sengsara dengan tidur di warung.
Hapuslupa gak difoto gan. udah keburu ngantuk gak ada waktu buat eksis lagi, hehehe
salam pramuka kak fahmi,, tempatnya deket gunung gitu gimana gak kedingingan,, itu kak boni sudah mengamalkan dasadarma pramuka no.2,, dia sudah akrab dg alam makanya gak kedinginan kali yaa [-(
BalasHapusSalam.
Hapusiya tuh si boni udah menyatu dengan alam udah pantes di bilang pramuka sejati.
Anak kelas XI? Samaan dong saya juga kelas XI. Waah yang mau kemah. Anak pramuka kayak yang seneng banget yaa kalo udah ke alam gitu.. salut deh sama kamu aktif ikut ekskul yak?
BalasHapusIya kita samaan kelas XI,tapi itu 2 tahun yang lalu, sekarang gue udah lulus SMA. hehehe
HapusIya waktu SMA gue aktif banget di pramuka, tapi setelah lulus SMA gue udah gak aktif lagi di pramuka, udah saat gue harus terjun sendiri ke masyarakat tanpa melalui pramuka dengan begal-begal yang gue dapet dari pramuka. (Wedan ini kata-katanya.) :D
Gambar pemetaannya bagus, tapi tulisannya.. ah sudah lah wkwk :D. Kenapa lu nggak ngeles dengan alesan yang lebih masuk akal, misalnya "Aku kan bercita-cita jadi dokter. Jadi, itulah gaya tulisanku." Atau nggak, "Aku nulisnya pake tangan kiri, soalnya tangan kanan aku cuma dipake buat megang tangan kiri kamu." wkwk :D
BalasHapusCerita anak pramuka emang selalu bikin ngiri. Petualangan lah, apa lah. Tapi sayang, di sekolah gue pramukanya kurang begitu aktif. :(
ya itulah dibalik kelamahan gue masih ada kelebihan gue yang orang lain belum tentu bisa, hahaha
Hapusciye iri nih. :D
ahh, kamu beruntung banget bisa camping campingan...aku juga pingin tapi terakhir cuman pas SMA dulu..mana jomblo pas tidur kedinginan, pindah pindah mulu sampe selimutan tenda..ahh...kasian sekali. Cabal eaaaaa...semoga nanti pancingannya dapet.
BalasHapus