Episode : Tim Pemantau Independen (2)
Setelah
gue sampe lagi di TPS 33, gue langsung parkirkan motor gue. Gue buka helm, lalu beranjak dari motor. Setelah
gue buka helm, yang gue rasakan, buset ini tempat panas banget, udah serasa di
padang pasir aja, gersang begini. Kerena gue gak kuat dengan panasnya matahari
di tempat ini, dan gue juga gak mau kulit gue tambah item lagi, gue cari tempat
yang adem. Dan gue lihat di pojokan ada warung, gue lansung menuju warung
tersebut.
Dari
warung yang berada dipinggir lapangan, gue memantau jalannya pertandingan sepak
bola, (lo lagi mantau pemilu apa lagi nonto sepak bola sih ? kenapa tiba-tiba
jadi ada pertandingan sepak bola gini). Eh sory, abis TPSnya tempatnya di
lapangan bola gini sih, jadi kebawa suasana kaya nonton bola.
Di
warung sambil memantau, gue beli minuman
yang bikin seger dan cemilan buat ganjel parut, biar cacing-cacing di dalam
perut gue gak pada demo. Sambil minum dan ngemil di warung, ada seorang hansip
yang membeli rokok terus duduk di deket gue, Bapak hansip ini bertanya ke gue,
“Tugas
di sini ya dek ?”
“Iya
Pak lagi tugas mantau jalannya pilkada.”
Lalu
Bapak hansip menawarkan rokok ke gue, sambil mengepul asap rokoknya “Rokok dek
!.”
Dan
gue menolaknya sambil tersenyum “Maaf Pak, saya gak ngerokok.”
“Oh gitu, bagus deh dek. Emang lebih baik jangan
ngerokok dek, apa lagi adek masih muda, rokok itu gak baik buat jantung, kalau
udah ketagihan, susah buat berentinya, saya juga maunya berenti ngerokok, tapi
susah dek, kalau udah ketagihan kaya gini.”
“Iya Pak bener, itu yang saya takutin, selain
jantung, saya juga takut ketagihan dan gak bisa berenti merokok. Dari pada
ngerokok, saya mah lebih milih ngopi pak, ya walaupun hampir sama kaya rokok
bisa membuat ketagihan, tapi setidaknya ngopi lebih baik dari rokok dan gak
buat orang kena penyakit jantung.”
“Nah iya bener dek, mendingan ngopi aja dari
pada ngerokok, tapi kalau bisa mah ngopi juga jangan terlalu banyak dek, tar
malah jadi gak baik juga buat kesehatan.”
“Iya
Pak, saya juga kalau ngopi, kalau kepengennya saya aja, itu juga ga tiap hari.”
Gue
menyanyakan jalannya pilkada tadi di TPS ini setelah gue tinggal ke TPS 32, ke
bapak hansip ini, “Oh ya Pak, tadi gimana jalannya pemilihan di TPS ini,
lancarkan pak, gak ada masalah ?”
“Lancar aman-aman aja kok dek.”
“Kalau mulai perhitungan suaranya itu kapan ya
Pak ?”
“Jam 2an dek, bentar lagi dah, sekarangkan
udah jam 12 lebih nih, tar jam 1an pengambilan suara ditutup, terus istirahat
dulu 1 jam, baru setelah itu mulai buat perhitungan suaranya.”
Kerana
udah waktunya sholat dzuhur, gue tanya masjid ke Bapak hansip, “Oh gitu ya pak,
Pak, di sini masjid yang deket dimana ya pak ?”
Bapak
hansip memberitahu gue “Kalau masjid di sini lumayan jauh juga sih. Adek jalan
aja ke arah sana, terus tar ketemu perempatan pertama, adek belok ke kiki, tar
jalan sedikit dari situ adek bakalan ketemu masjid.”
“Oh,
makasih pak, saya tinggal dulu ya pak, mau sholat.”
Gue
langsung meninggalkan warung dan pergi menaiki motor untuk mencari masjid. Gue
udah cari-cari ikutin petunjuk dari Bapak hansip tadi, tapi kok ini masjid gak
ketemu-ketemu juga. Gue langsung puter balik pergi ke TPS 32, dan kalau gak
salah di TPS 32 ini sebelahnya baperkam ada masjid. Ya gue memutuskan untuk ke
sana sekaligus memantau kembali di TPS 32.
Sesampainya
di TPS 32 gue langsung memarkirkan motor di tempat parkiran TPS 32 dan gue
langsung menuju masjid yang ada di sebelahnya untuk menunaikan ibadah sholat
dzuhur. Setelah selesai sholat dzuhur gue dapet SMS dari kordinator posko
pemantau, menanyakan posisi gue ada dimana, karena mau dikirim makan siang, gue
jawab SMSnya, kalau gue lagi ada di TPS 32.
Setelah
gue jawab SMSnya gue langsung kembali ke TPS 32 untuk menunggu kiriman makan
siang sambil memantau keadaan di TPS 32 ini, dan gue lihat di TPS 32 ini
sebentar lagi pengambilan suara bakalan ditutup. Dan tak lama kemudia
pengambilan suara di TPS 32 ini resmi di tutup, para petugas TPS beristirahat
sebentar sambil mempersiapkan perlengkapan lainnya untuk memulai proses
perhitungan suara.
Dan
tak lama kemudian juga kordinator pematau datang, memberikan gue jatah makan
siang. Sambil menunggu proses perhitungan suara dimulai gue makan jatah nasi
kotak yang diberikan tadi. Setelah gue selesai makan siang, tak lama kemudian
setelah semua persiapan proses perhitungan suara udah siap semua, ketua TPS
memulai proses perhitungan suara.
Sebagai
pemantau pilkada, gue mulai bertugas lagi, di sini gue memantau proses
perhitungan suara dari tiap-tiap calon, dan nantinya gue catat perolehan suaranya,
mulai dari jumlah kertas suara yang dikasih dari dari pusat, jumlah kertas
suara yang rusak, jumlah kertas suara yang dipakai, jumlah suara yang masuk,
jumlah suara yang tidak sah, jumlah pemilih di TPS ini,jumlah orang yang ikut
memilih, dan jumlah orang yang tidak memilih (golput), serta jumlah suara yang
diperoleh dari tiap-tiap calon.
Selama
proses perhitungan suara setiap 15 menit sekali gue bolak-balik dari TPS 32 ke
TPS 33 untuk memastikan kelancaran di dua TPS ini pada saat proses perhitungan
suara. Melihat di TPS 32 ini lancar-lancar aja, gue langsung cabut lagi ke TPS
33.
Ketika
gue datang di TPS 33, gue kaget melihat TPS ini penuh sekali di datangi para
warga, ya mereka ini sangat antusias sekali dalam mengikuti dan mengawal proses
perhitungan suara di TPS ini. Beda dengan TPS 32 tadi, proses perhitungan suara
hanya disaksikan oleh beberapa warga dan petugas pematau dari lembaga lainnya.
Setelah
gue memarkirkan motor, gue langsung masuk ke dalam TPS dan memantau jalannya
perhitungan suara, banyak para warga disini bersorak. “Sah.”ketika setiap
kertas suara berisi pasangan no 2 , dan pasangan no 2 ini unggul jauh
dibandingan pasangan lainnya. Oh tenyata di TPS 33 ini adalah lumbung suara
pasangan no 2.
Tidak
terlalu lama gue ikut dalam keramain di TPS 33 ini, setelah gue pantau di TPS
33 yang sangat ramai tapi masih tetep bisa aman dan terkendali, gue langsung
cabut lagi ke TPS 32. Dan mengecek proses pemilahan di sana udah selesai atau
belum. (Bolak balik aja sih lo, kaya setrikaan, cape gue bacanya). Lo yang
bacanya aja cape, apalagi gue yang ngelakuinnya bolak-balik sampe 4 kali,
gempor.
Sesampai
di sana gue lihat proses pemilihan suara masih berlangsung, dan gue lihat suara
yang dihitung kayanya baru setengahnya, sambil menunggu proses perhitunga
suaranya selesai, gue duduk di dalam TPS sambil mengikuti proses perhitungan
suaranya. Karena di TPS ini terlalu sepi dibandingkan dengan TPS yang tadi, sesekali
gue mainan handphone sambil mengecek akun twitter gue, tapi gue gak alay sampe
bikin status “bete nih, lagi nungguin proses perhitungan suara at TPS 32”.
Tidak,
gue bukan anak alay kaya gitu, gue buka twitter hanya baca status orang-orang
di timeline buat menghilangkan kebosanan gue, ketika itu gue baca banyak status
dari orang-orang yang sama kaya gue baru pertama kali ikut pemilu, dengan bikin
status,
“Yeah...
Akhirnya gue bisa ngerasin jari kelingking gue dicelupin ke tinta biru
#pertamakaliikutpemilu”
“Baru
tau rasanya masuk bilik suara kaya gimana #pertamakaliikutpemilu”
Orang
yang kaya gini termasuk tipe gue juga, yang masa kecilnya selalu ngintipin
bilik suara dari belakang.
“Seneng
banget akhirnya bisa ikut nyoblos #nyomblospertamakali”
“Nyoblos
pemilu udah, tapi kapan hati gue dicoplos #jomblonyoblos”
Status
yang kaya gini, menegaskan berarti orang tersebut sudah terlalu lama menjomblo,
dan berharap bisa secepatnya melepas gelar jomblonya (termasuk tipe gue juga),
tapi serius ini bukan status gue.
Dan
sesekali juga gue stalkingin akun twitter cewe yang gue suka. Biarin deh
stalkingin cewe dari pada stalkingin mantan, kurang kerjaan banget itu namanya
(Eh tar dulu, emang lo punya mantan ? kapan lo pacarannya), gak juga sih, tapi
kalau mantan gebetan banyak.
Cukup
lama juga berada di TPS 32 ini lebih dari 15 menit, karena saking keasikan
stakingin cewe yang gue suka. Dan gue lihat proses perhitungan suara di TPS ini
belum juga selesai, dan kayanya masih lama juga, gue pun memutuskan untuk
kembali lagi ke mantan TPS 33.
Setibanya
di TPS 33 suasana disini makin ramai aja, lebih ramai lagi dari yang tadi. Gue kira
di TPS 33 ini saking ramainya warga yang datang, pihak petugas TPS menyuguhkan
hiburan dangdutan. Gue mulai mendekati TPS 33, dan suasana di dalam TPS udah
penuh gak ada tempat duduk yang masih kosong. Gue terpaksa memantaunya dari
luar TPS panas-panasan dengan beberapa warga yang lainnya. Belum juga 15 menit
gue berada di TPS ini, dan karena gue kecapaen berdiri dan kepanasan menunggu
di TPS ini, dan nampaknya juga proses perhitungan suara di TPS ini masih lama,
gue balik ke TPS 32.
Di
TPS 32 gue memutuskan untuk menunggu di sini sampai proses perhitungan suaranya
selesai, setelah menunggu yang cukup lama akhirnya prosese perhitungan suara di
TPS 32 ini selesai juga. Dan gue langsung mengeluarkan berkas-berkas gue untuk
mencatat keseluruhanya, dan mengirim hasil akhir perolehan suara yang didapat
dari tiap-tiap pasangan ke posko kordinator melalui SMS, untuk dijadikan quick count. Setelah data yang gue
butuhkan udah dapet semua, gue meminta tanda tangan dari ketua TPS, agar data
yang gue ambil ini bener-bener murni dan sama persis dengan hasil perhitungan
suara di TPS 32 ini.
Tugas
gue di TPS 32 sudah selesai, gue langsung menuju ke TPS 33. Sesampainya di TPS
33 suasana di TPS 33 ini udah mulai sepi, dan ternya proses perhitungan
suaranya sudah selasai. Gue langsung segara masuk ke dalam TPS dan menemui
petugas TPS untuk meminta ijin mengambil data-data dari hasil perhitungan
suara. Setelah gue sudah mendapatkan semua datanya disertai dengan tanda tangan
ketua TPSnya, dan perolehan suara udah gue kirim lewat SMS ke kordinator, gue
langsung pamitan dengan petugas TPS di
sini dan kembali lagi ke posko.
Jam
4 sore gue kembali lagi ke posko pemantau dan menyerah berkas-berkas data yang
udah gue dapet ke kordinator pemantau, tugas gue sebegai petugas pemantau akhirnya
kelar, (Mission complete). Dan
Alhamdullih juga selama gue bertugas di TPS 32 dan 33, tidak menemukan masalah
yang mengganggu jalannya pilkada dan tidak menemukan adanya kecurangan yang
merugikan pihak lain. Semuanya berjalan aman dan lancar.
Sambil
menunggu keempat temen gue, gue sholat ashar di salah satu SMK yang dijadikan
posko tim pemantau. Setelah sholat ashar dan keempat temen gue udah balik lagi
ke posko, tak berapa gue dan Fahri pulang bareng, kebetulan arah rumah kita
berdua searah, dia pun nebeng pulang bareng gue.
Bersambung...
Itu hansip perokok itu patut diapresiasi, emang kalau udah kecanduan itu susah ngilanginnya. Gue juga pernah denger ada orang perokok yang mau berhenti merokok, itu adalah supir pas gue nyewa mobil. Beliau bilang pengen banget berhenti ngerokok, katanya dia malu sama temen-temennya, pas main tenis dia sering tepar duluan, jadi keliatan cupu banget. Itu karena dia merokok, akibatnya beliau cepat lelah. Akhirnya, kata beliau sekarang sudah mulai mencoba mengurangi merokok, karena memang gak bisa langsung berhenti sih, paling tidak ya mulai mengurangi :)
BalasHapusOh iya, kayaknya betah banget dah di TPS 32, gak bisa bayangin gue gimana sesaknya di TPS 33 :3
Supir lo patut juga diberi apresiasi nih, dia udah punya niatan untu berenti merokok, ya walaupun sedikit-dikit mah, tapi lebih baik juga tuh.
Hapusiya udah kaya acara konser dangdutan rhoma irama duet sama slank aja. :D
capek gue bacanya, bolak-balik mulu, tapi masih mending sih nggak terlalu capek, soalnya pake motor. Pengalamannya keren, dari awal sampai akhir gue baca, serius banget, beneran. Tuh kan, bener dikasih makan, soalnya saya kalo ikut acara biasanya dikasih makan. Hati-hati yang nebeng, takutnya ban motornya kempes, soalnya saya pernah nebeng temen, entah karena saya berat atau unsur-unsur lainnya, bannya jadi kempes.
BalasHapusYa walaupu cape jugam tapi kita harus tabah menjalaninnya seperti hidup ini. hehehe
Hapuswah lo pembawa sial nih, :D kaya temen Fahri juga, tapi waktu fahri untuknya gak membawa kesialan bagi gue. fahri pernah membawa kesialan bagi gue, ketika itu dia bocengan sama gue, eh gue dapet sial beruntun, pertama hp gue ilang, gue dua kita berdua jatuh dari motor.
Sudah masuk episod 50. Yup, bentar lagi bakalan dibuat film keknya. :D
BalasHapusPengalaman lu ngurusin TPS emang kerasa riweh banget. Balik sana, balik sini, balik bolak sana, bolak balik sini. Entahlah, bacanya riweh banget. Ribet. Asli.
TPS 32 dan 33 bagian lu. Wah-wah. Sepertinya dihari itu, perjuangan lu bener2 maksimal, ya bro. Semoga aja, perjuanganlu menjadi berkah. Kan membantu itu baik. "Kenapa gue jadi ceramah."
hahaha, tunggu sutradara aja yang mau ngangkat cerita gue. :D
Hapusiya ribet, kaya pacaran yang gak peranh nyambung (halah apasih gue) hehehe
Amin, jamaah oh jemaah... Alhamdullilah. hehehe
wah asik ya turut serta berpartisipasi di pemilihan umum. Ya lumayan lah nambah nambah pengalaman gitu. itu selain di kasih makan, dikasih uang juga ga sih? haha
BalasHapusakhir-akhirnya pas pulang kita dikasih uang lelah juga, ya alhamdullilah juga sih, lumayan. hehehe
Hapusperlu diakui kalau jiwa sosial lu memang tinggi..... (c)
BalasHapushmm, gue belum pernah masuk tps. belum pernah juga ngerasain jari masuk ke tinta. gue bahkan baru dapet ktp kemarin :")
suatu saat lo juga bakalan rasain gimana rasany masuk bilik tps, dan rasakan sensasinya seperti apa. :D
HapusWkwk ada perokok yang ngaku klo rokok tidak baik untuk kesehatan :D
BalasHapusAnehnya dia tetap merokok dengan alesan sudah ketagihan... hehe pdhal klo niat berhenti mah pasti bisa berhenti tuh :)
Ternyata klo quick count tu kirim datanya lewat sms toh...
Sip bro, ini pengalaman berharga. Jadi tau bagaimana alur pilkada berlangsung :D
Ya namanya juga manusia, tapi emang susah juga kalau udah ketagihan, perlu mental dan jiwa yang kuat untuk mengatasinya.
Hapusiya, lo baru tau, jadi di setiap TPS bakalan ada team survey.
Wahhh lo kayaknya sibuk sama hal hal berbau sosial gitu yaa.lo juga yang suka pramuka itu khan? Keren dah wlo gagal fokus juga jadi liat pertandingan bola. bolehlah buat hiburan yakk...hehehe
BalasHapusIya Mba, gue paling suka yang namanya social dan adventure. :)
Hapusgagal fokus, yang penting gagal move on mba. hehehe
Hansipnya pencitraan juga tuh, biar rokoknya kagak diminta. Hahahahahaha.
BalasHapusKeren, bisa jadi pengawas independent juga, ngawasin jalannya pilkada. Untung aja kagak terjadi apa-apa, padahal biasanya kan, kalau pilkada ada yang anarkis pas penghitungan suara kek gitu hahahahaha.
Bener kata ranger nih, episode di tulisan lo ini udah kayak sinetron cinta fitri. Bahahahhaa.
Ya untungnya di TPS gue semua aman bang, walaupun gue sempet khawatir di TPS 33 karena pada saat perhitungan suara, rame bener kaya lagi nonton konser, tapi untungnya semuanya berjalan dengan baik-baik saja.
Hapushahaha, bentar lagi gue bakalan dapet panasonic award nih, dengan kategori episode terlaris. :D