Episode : Ekspedisi Leles


Setelah beberapa bulan kita non-aktif dari kegiatan ekskul, kini kita mendapatkan misi baru dari ekskul DKM. Ketika itu ekskul DKM akan melaksanakan makbit dan camping selama 2 hari di luar sekolah. Adi salah satu sabahat gue, sakaligus selaku panitia yang mengurusi acara makbit ini, dia miminta bantuan ke kita.

Mengingat kita bertiga adalah mantan-mantan anak pramuka (ciye akhirnya punya mantan juga, bakalan ada yang ngangenin nih #ihapaansih), yang udah biasa dalam mengurusi camping di luar sekolah, dan dilihat camping tahunan kemarin terbilang sangat sukses. Kita disuruh untuk melakukan survey pencarian rute widegame dan pemetaan daerah buper. Dan kita bertiga pun dengan suka hati langsung menerima ajakannya.

Seminggu sebelum camping, kita berempat, gue, Evan, Adi, dan Eki berangkat ke buper untuk melakukan survey. Setibanya di tempat buper kita pun langsung melaksanakan tugas kita, mengukur denah buper untuk dijadikan pemetaan kavling-kavling tenda.

 Dan seperti biasanya dalam melakukan pengukuran pemetaan ini, kita gak pernah pake alat ukur ‘meteran’, kita pun melakukannya dengan cara manual, dengan berjalan dengan patokan 2 langkah kaki = 1 M. Tidak perlu waktu lama dalam melakukan pemetaan denah buper ini, karena kita hanya mengukur 9 kavling tenda, dan 1 lahan kosong untuk dijadikan lapangan upacara dan api unggun.

Selesai mengukur pemetaan buper, kita langsung menuju ke hutan-hutan untuk mencari rute widegame, pada saat pencarian rute widegame ini kita dibantu oleh satu orang penjaga hutan taman nasional gunung ciremai. Dan kini tugas gue pada saat mencari rute widegame, adalah menggambarkan jalan yang kita lalui untuk dijadikan peta widegame nanti.

Setelah semua perlengkapan telah siap, gue membawa alat-alat tulis, dan kompas, lalu penjaga hutan membawa golok, (buat antisipasi, kali aja di dalam hutan ada begal, jadi sebelum kita dibacok sama begal, kita udah bacok duluan tuh begalnya, ya walaupun kita gak tau mereka begal atau bukan) kita langsung berangkat dari buper masuk ke dalam hutan-hutan.

Dengan lemah gemulai tangan gue langsung menari-nari diatas kertas menggambarkan sekeliling jalan yang kita lalui. Rute widegame yang kita lalui ini berjarak sekitar 4 KM, dan di tengah perjalanan kita menemukan sebuah danau alami, yang dijadikan sebagai hulu untuk mengaliri air sungai.

Setelah melewati danau, perjalanan kita lanjutkan kembali, kini kita memasuki hutan-hutan yang lebat dengan pepohonan dan semak-semak, dan di sini saatnya golok yang dibawa oleh penjaga hutan tadi digunakan untuk membuka jalan yang sudah mulai penuh dengan semak-semak karena sudah jarang ada orang yang melewati jalan ini.

Jalanan yang kita lewatin ini juga bukan hanya penuh dengan ranting dan semak-semak aja, bisa dibilang jalurnya ekstrem, karena jalurnya naik turun bukit, bahkan licin. Dan ketika hampir sampai lagi di buper, kita menemukan sebuah pohon yang sangat besar dan tinggi, dan ada yang unik dari pohon ini, dia tumbuh di atas bebatuan.

 Menurut penjaga hutan, pohon ini hanya satu-satunya di pulau jawa, yang dapet tumbuh di atas bebatuan dan sudah berumur ratusan tahun. Dan penduduk sekitar memberi nama pohon ini adalah pohon ‘Leles’, dan karena pohon inilah daerah ini diberi nama ‘Cileles’. Di tambahkan ‘Ci' dari suku kata cai yang artinya air, karena di deket pohon ini ada sungai yang ada air terjunnya juga.

Setelah puas melihat pohon yang fenomenal ini, kita tak sabar mengunjugi air terjun untuk bermain air dan merasakan segarnya air sungai dari hulu yang kita lewati tadi. Sebelum kita bermain air, barang bawaan kita, seperti HP, dan dompet, lalu peta yang sudah gue gambar tadi, kita titipkan dan satukan ke dalam tas pinggang Evan.

Setelah puas bermain air lalu beranjak dari sungai dan kembali lagi ke buper, Evan yang setelah mengambil tas pinggangnya di batu-batu, ketika berjalan mau menepi, tiba-tiba dia kehilangan keseimbangan dan tergelincir nyebur ke sungai.

“Van, awas jatuh van.” teriak Eki.

“Telat, gue udah nyebur duluan.” Ucap Evan.

Sedangkan gue yang berada di deket Evan, bukannya bantuin dia, malah gue cepet-cepet nyelamatin tas pinggang, yang hampir aja kebawa arus air. Ya karena di tas itu ada HP gue dan peta yang udah gue gambar tadi, gue pun langsung sigap mengambilnya yang masih tergeletak di pinggir sungai.

“Ah kampret lo, kirain lo mau bantuin gue, eh malah ngambil tas pinggang doang.” Ucap Evan ke gue.

“Lo kan bisa bangun sendiri, lagian juga ini sungainya gak dalam. Untung ini tas belum terlanjur basah semua.” Ucap gue

“Eh,eh HP sama dompet kebasahan gak ?” Tanya Adi.

“Aman,aman, gak sampe bayah kuyub kok, cuma kena air aja dikit. Tapi boy, petanya basah gambarnya jadi burem gini.”Ucap gue.

“Bikin ulang lagi aja Mi.” Ucap Eki

“Ya kampret namanya, masa kita keliling rute widegame lagi, ya pegel ya.” Ngeluh Adi ke kita-kita.

“Tapi gak parah banget kok, masih bisa gue akalin, tar digambar ulang lagi aja.” Ucap gue.


Kita pun langsung kembali lagi ke Buper. Dan kini tugas Gue, Evan, dan Eki pun udah selesai untuk membantu Adi mempersiapkan acara camping DKM atau makbit.

Bersambung... 









1 komentar:

  1. Bermula dari kegiatan ekskul nantinya jadi bakal suka jalan2 lho hehehe. Contohnya gw.


    Mampir2 ya ke blog gw di http://adiedoes.blogspot.com/

    BalasHapus