Episode : Camping (1)

Pagi harinya saking nyenyaknya tidur dengan diselimuti tenda, kita semua malah bangun ke siangan jam 6 lebih baru bangun. Rencananya kita mau bangun setelah mendengar adzan shubuh, tapi entah kenapa ketika tidur saking nyenyaknya dengan selimuti tenda ini, kita gak mendengar suara adzan subuh.

Ini aja kita bangun jam 6 lebih itu gara-gara mendengar berisiknya klason mobil truck yang akan menjemput peserta camping mau pulang. Tau deh kalau bukan karena klakson mobil truck ini, kayanya kita bakalan bangun pas ketika rombongan peserta camping kita datang.

Kak Hasan yang bangun pertama kali langsung bilang,
“Woy bangun-bangun, jam berapa ini ?”

Anang menjawabnya “Wah, udah jam 6 lebih 15 menit kak.”

Kak Hasan bilang “Waduh kita-kita kesiangan nih, ayo bangun-bangun langsung kerja.”

Ya kita pun bangun kesiangan bahkan sampe lupa sholat subuh, setelah sadar kalau sekarang udah hampir jam setengah 7 pagi, kita-kita langsung pergi ke masjid buat cuci muka sekaligus sholat subuh yang kesiangan (biarin deh dari pada gak sama sekali).

Keluar dari masjid bukannya kita langsung balik lagi ke lapangan buat kerja. Ketika lihat tukang bubur ayam lewat pake motor, cacing-cacing di perut kita langsung pada demo, ya perut kita  gak bisa dikompromi lagi. Kita akhirnya tergoda untuk membeli sarapan bubur ayam dulu, dan memakannya di pinggir sawah. (Sebelum mulai berkerja ekstra keras, kita mengisi tenaga dulu, biar kuat dan loyo).

Setelah selesai sarapan bubur ayam, peserta camping dari SMA lain udah mulai membereskan segala perlengkapannya dan keluar meninggalkan lapangan, dan kita sudah dipersilakan unutuk memasuki lapangan. Kita langsung bergegas untuk kerja keras mempesiapkan denah buper ini dalam waktu 4 jam.

Kita langsung dibagi menjadi 3 Tim, Tim pertama yaitu : gue,Eki, dan Kak Hasan. Yang bertugas mendirikan tenda-tenda panitia. Lalu Tim kedua yaitu : Anang,Boni dan Ilham. Yang membuat pagar pembatas. Dan Tim terakhir yaitu : Kak Budi dan Evan. Yang bertugas membuat gapura.

Setelah kita dibagi Tim kita mulai berkerja sesuai dengan tugasnya masing-masing. Tim gue yang bertugas mendirikan tenda, ketika itu mengalami kendala untuk mendirikan tendanya, karena angin yang berhembus di tempat ini cukup kenjang sekali, yang membuat kita kesulitan untuk mendirikannya.

Beberapa tenda yang udah kita buat, tiba-tiba terbang diterjang angin, karena patok yang kita gunakan terlalu kecil dan tidak kuat menahan hembusan angin. Kita pun kewalahan, karena patok yang kita bawa semua berukuran kecil. Tapi untuknya ketika itu banyak sekali patok-patok kayu yang berukuran besar yang sudah tidak dipake lagi dan ditinggalkan begitu saja, bekas peserta SMA lain yang barusan camping di sini.

Ya kita memanfaatkannya untuk tenda yang kita dirikan, dan akhirnya selama 1 jam setengah kita bisa menyelesaikan tugas kita mendirikan 6 tenda panitia. Padahal target kita tadinya bisa diriin 6 tenda selama 1 jam, tapi karena angin yang tidak bersabahat, jadi pekerjaan kita pun agak sedikit terhambat.

Setelah selesai dengan tugas tim 1, ketika gue dan eki sedang merapihkan barang-barang perlengkapan di tribun yang akan dijadikan pos panitia. Tiba-tiba Evan dari luar lapangan teriak-teriak memanggil kita,

“Fahmi... Eki... bantuin gue !”

Gue kaget ngeliat Evan teriak-teriak sambil lampaikan tangan, udah kaya orang kelelep di empang aja pake minta bantuan segala. Gue sama eki langsung lari menghampiri dia,

Eki bilang “Ada apa van ? teriak-teriak kaya di hutan aja.”

Evan bilang “Liat tuh tiang benderanya hancur begitu.”

Gue kaget “Lah kok tiang benderanya hancur begini, diapaan nih ?”

Ya 3 tiang bendera yang udah kita buat semalam, hancur berantakan dibanting dan dipretelin sama warga setempat. Mereka mengira bambu-bambu ini sudah tidak kepake lagi bekas anak SMA yang semalam camping di sini, makanya meraka langsung ngambilinnya buat dijadikan kayu bakar.

 Tapi emang ini keteledoran kita juga sih, semalam kita taruhnya di deket tumpukan sampah-sampah, dan mereka mengira ini udah gak kepake lagi. Untungnya si Evan cepet mengetahuinya, dan  memberitahunya, kalau bambu-bambu ini masih dipake buat acara camping sekarang. Dan mereka pun akhirnya bisa mengerti dan meminta maaf.

Waktu udah hampir menunjukan pukul 9, masih banyak perkerjaan yang lain belum terselesaikan. Kita bertiga langsung membawa bambu-bambu ini ke dalam lapangan, dan membuat ulang kembali, dan setelah jadi tiang-tiang bendera langsung kita dirikan.

Sekitar satu jam lagi rombongan perwalikan sangga akan tiba untuk membuat tenda, mengingat kavling tenda belum kita petak-petakan. Kita bertiga bersama tim 2 langsung bergegas menyelesaikan kavling sangga peserta terlebih dahulu.

Sekitar pukul 10 selesai mempetakan kavling sangga, baru sebagian pekerjaan yang selesai, masih ada tenda pleton yang belum kita dirikan, bak penampungan air yang belum dibuat, dan gabura yang baru setengah jadi.

Mengingat kurang dari 1 jam lagi buper camping harus udah selesai, kita pun meminta bantuan warga setempat untuk membuat bak penampungan air dan gapura. Untungnya warga setempat ini ramah-ramah dan mau menolong kita. Akhirnya beberapa menit sebelum rombongan perwakilan sangga datang, gapura dan penampungan air ini bisa terselesaikan juga, berkat bantuan gotong royong dari para warga.

Tapi sayang tenda-tenda pleton tidak bisa kita dirikan, karena angin tidak bersahabat yang berhembus begitu kencang , serta kita kekurangan teknisi untuk mendirikan tenda pleton ini. Dan sambil menunggu bala bantuan dari panitia lain dan rombongan perwakilan sangga datang, kita bersantai-santai di tribun sambil mendengarkan radio sekaligus mengecek sound sistem.

Setengah jam kemudian rombongan peserta dan sebagian panitia datang. Gue yang sebagai seksi acara dan Evan yang sebagai wakil ketua TTCT, kita berdua langsung menghampiri mereka. Setelah mereka selesai menurunkan semua perlengkapannya, kita menggiring mereka ketengah lapangan untuk diberi pengarahan dan peraturan di acara TTCT ini.

 Setelah mereka semua mengerti dan memahaminnya, kita memberikan intruksi kepada mereka untuk membuat tenda di kavling sangga yang telah kita sediakan dalam waktu 10 menit. Mereka pun langsung bergegas ke kavling sangga mereka masing-masing untuk mendirikan tenda.

10 menit berlalu gue lihat tak ada satu pun tenda yang udah jadi, ya mereka-mereka kesulitan dalam mendirikan tenda karena angin yang begitu kencang. Kita pun memberikan tambahan waktu dan keringanan kepada mereka.

Karena dalam rombongan perwakilan sangga ini, 1 sangga hanya diwakilin 2 orang untuk membuat tenda. Kita menyuruh mereka untuk berkerja sama antar sangga, satu persatu tenda pun bisa berdiri, hingga sampai rombongan peserta datang.

Ketika rombongan peserta datang dan kita bariskan di tengah lapangan, gue memberikan intruksi kepada peserta untuk membantu teman-temanya yang sedang mendirikan tenda. Setelah gue bubarkan mereka langsung bergegas ke kavling sangganya masing-masing dan sigap membatu teman sangganya untuk mendirikan tenda.

Keliatan kekompakan dan kerja keras dari mereka yang berusaha melawan kencangnya angin yang berhembus, agar tenda yang mereka buat bisa berdiri dengan kokoh. Tak kalah juga dengan para peserta, kita pun panitia cowo berusaha untuk mendirikan tenda pleton. Dan akhirnya berkat bala bantuan dari 15 panitia cowo akhirnya kita bisa mendirikan 2 tenda pleton yang berukuran kecil.

Tapi sayang 1 tenda pleton berukuran besar tidak bisa kita dirikan, karena angin yang begitu kencang membuat tiang-tiang penyanggah tidak kuat menahan beban hembusan angin. 2 tenda pleton ini pun kita manfaatkan untuk 1 posko guru dan 1 posko kesehatan.

Jam 1 siang akhirnya semua perlengkapan camping udah selesai dan tenda-tenda peserta semua udah pada berdiri. Setelah sholat dzuhur barulah kita memulai acara pertama yaitu upacara pembukaan TTCT, di upacara ini gue bertugas sebagai pemimpin upacara, suara gue pun harus bersaing dengan kerasnya suara angin, tapi untungnya dengan suara khas gue yang kaya burung angsa keselak biji duren, akhirnya frekuensi suara gue bisa mengimbangin angin dan terdengar oleh yang lain.


Setelah itu acara berikutnya adalah lomba K3 (kebersihan,kerapihan,dan keindahan). Di acara ini peserta harus bisa membersihkan dan merapihkan kavling tendanya agar keliatan indah (ada yang menghias kavling tendanya dengan membuat pancuran air, kolam ikan, kolam renang yang ada waterbomnya, sampe ada yang menghiasnya dengan batu akik).

Bersambung...

Foto ala kadarnya :


20 komentar:

  1. Wah, jadi keingat pas acara PMR di pantai nih, pas bangun tenda anginnya juga kenceng banget, jadi bikin tendanya susah :3

    Itu soal lomba K3, gue ngebayangin dah, itu ngehias batu akiknya pake batu apa ya, jangan bilang pake batu yang berkilo-kilo itu ._.

    Oh iya, di paragraf ke-7 bagian terakhir ada kata yang ketinggalan deh kayaknya : ")Sebelum mulai berkerja ekstra keras, kita mengisi tenaga dulu, biar kuat dan loyo)", seharusnya sebelum kata loyo ada kata 'gak' kan? Masa biar kuat dan loyo? :P

    BalasHapus
    Balasan
    1. Camping di pantai gue belum pernah tuh, kaya seru juga ya.

      entah lah mereka pake batu jenis apa ngehiasnya itu hanya imajinasi gue. :D

      wah iya baru nyadar, makasih iya atas koreksinya, pembaca yang baik nih. hehehe

      Hapus
  2. Makan bubur ayamnya diaduk dulu apa dibiarin gitu aja?

    Jadi panitia camping nih ceritanya? Seru sih kayaknya, kayaknya lho ya. Tapi pas dibaca lagi ribet mesti nyiapain tenda, bikin penampungan air, gapura. Untung deh warganya mau membantu

    Ngehias tenda pake batu akik, tendanya mungkin jadi yang paling ngehitz tendanya. Ditunggu ya kelqnjutannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. langsung ditelen sama mangkoknya ki. :D

      iya nih, iya memang ribet tapi hasilnya pasti akan memuaskan kalau kita kerja dengan kekompakan kerja sama dan gotong royong.

      bukan hanya yang jadi yang hits kayanya, yang paling mahal harganya. hehehe
      oke, udah keluar tuh lanjutannya. hehehe

      Hapus
  3. Ternyata jadi seksi acara itu, ribet bin ruwet banget, ya. Keknya gue sendiri baca post ini ngos-ngosan sama ceritanya.

    Tapi, syukurlah semua acara berjalan dengan baik dan lancar. Tinggal gue tunggu aja, cerita selanjutnya.

    Gak nyangka aja, keknya gue dulu pernah buat acara besar, juga. Tapi gak seribet ini. Entahlah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha nginum dulu pangeran biar gak ngos-ngosan hehehe.

      oke sip pangeran, udah keluar tuh lanjutannya, hehehe

      Hapus
  4. pengalaman yang sangat menarik sekali. Waktunya mepet sekal, untung ada bala bantuan, warga yang membantu, pasti terasa sekali sifat gotong royongnya. Saya jadi nggak sabar membaca cerita selanjutnya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya untuk warga setempat baik-baik mau membantu kita.

      oke sip, udah keluar tuh lanjutannya.

      Hapus
  5. Jadi inget masa SMA pas jadi panitia camping, gue ga kerja apa apaan dan kerjanya cuma makan ga mau ribet alhasil gue sendiri di hukum sama pembimbing camping, hebat bisa kamu bisa cekatan jadi panitia camping,
    nice post, nice to meet ya :)

    http://litarachman.blogspot.com/

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lah kok gitu, pantesan aja di hukum, tapi gak papa setidaknya udah punya pengalaman.

      makasih ya, kunjungan pertama ya di blog gue, oke deh tar gue mampir ke blog lo, siapan makanan sama teh bohay ya. hehehe

      Hapus
  6. Jadi hal tersulit untuk mendirikan tenda adalah angin. Tp gue belum pernah sih punya pengalamana bikin tenda buat kemping gitu, paling bikin tenda perinkahan. Mantan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya begitulah untuk membuat tenda kita harus liat kondisi anginnnya kaya gimana, kayanga kita butuh avatar ang deh, untuk membantu kita mengandalikan angin saat mendirikan tenda. :D

      gila bantuin bikin tenda pernikanan mantan, lo tukang tarup ya. :D

      Hapus
  7. Wah, parah nih. Masa sholat shubuh jam setengah 7? Aduh mama sayangee...
    Emm.. musuh terbesar dari tenda itu adalah angin ya? Gue belum pernah diriin tenda sih sebelumnya. Soalnya waktu gue ikut kegiatan pramuka yg trakhir, pelantikan calon penegak, itu tendanya udah didiriin sama gurunya.
    Ngomong-ngomong, itu warganya ramah banget ya sampe mau bantuin kayak gitu. Warga-warga kayak gitu kayaknya udah susah ditemuin deh di perkotaan daerah tempat tinggal gue.

    BalasHapus
    Balasan
    1. lebih baik sholat dari pada gk sama sekali, urusan diteriam atau gaknya biar itu urusan Allah (tumben gue bener).

      ta begitu lah untuk diriin tenda kita liat dulu arah anginnya kemana, biar gak kesusahan. wah enak banget lo tendanya udah diriin sama guru.

      kalau di daerah pedesaan kaya gini warganya emang baik-baik dan ramah-ramah, kita numpang mandi sama boker aja dilayani dengan baik, kaya tamu hotel aja.

      Hapus
  8. Oh ini lanjutannya yang kemaren ya. Masih seru euy. Berasa baca novel hehe

    BalasHapus
  9. Duh isi ceritanya terlalu panjang bro. Jadi banyak aku skip, karena nggak nyaman bacanya. Banyak cerita yang menurut aku gak efektif untuk dimasukkan ke sini. *maaf*

    Dan btw ini camping di mana dan dalam rangka acara apa yak? :O TTCT apaan yak?
    apa ada hubungannya sama postingan sebelumnya yak? :O

    BalasHapus
  10. Dulu saat jadi peserta ospek maupun makrab kadang aku sering mengeluh kecapean. Dan berpikir, "Ah.. Enak bener jadi panitia. Cuma nyuruh2 doank dan bebas mau ngapain aja".

    Akhirnya pernah tuh jadi panitia makrab dan ospek. Wah gila, persiapannya bener2 melelahkan. Udah gitu saat hari H juga harus datang lebih awal dan pulang lebih lama drpd peserta. Oh, jadi jd panitia trnyata lebih cape.. Haha

    Btw numpang curhat bro, hehe
    Klo panitia memang selalu ribet ni urusannya. Banyak masalah tak terduga yang harus dihadapi seperti tiang bendera dan angin kencang tadi. Hoho tapi kalau acara nya sukses, puas sekali rasanya :D

    BalasHapus
  11. Dulu saat jadi peserta ospek maupun makrab kadang aku sering mengeluh kecapean. Dan berpikir, "Ah.. Enak bener jadi panitia. Cuma nyuruh2 doank dan bebas mau ngapain aja".

    Akhirnya pernah tuh jadi panitia makrab dan ospek. Wah gila, persiapannya bener2 melelahkan. Udah gitu saat hari H juga harus datang lebih awal dan pulang lebih lama drpd peserta. Oh, jadi jd panitia trnyata lebih cape.. Haha

    Btw numpang curhat bro, hehe
    Klo panitia memang selalu ribet ni urusannya. Banyak masalah tak terduga yang harus dihadapi seperti tiang bendera dan angin kencang tadi. Hoho tapi kalau acara nya sukses, puas sekali rasanya :D

    BalasHapus
  12. eh itu sholat subuh jam setengah tujuh beneran? kesiangan sih kesiangan, gak gitu juga kali haha.
    itu sebenernya kemping dimana sih? kok ada warga warga segala. bukannya kemping itu di hutan. jadi kemping apa kemah?
    gitu kalo kemah, enggak ada tanda tanda pada mandi :D. di iat dari gambarnya kayaknya itu tempat gersang banget, syukur tuh banyak angin jadi gak panas panas amat.

    BalasHapus
  13. Jadi inget jaman-jaman waktu SMP dulu, sering kemah. Sekarang udah jarang. hehe

    Jadi sholat subuhnya telat gitu? hmm..
    Jangan diulangi lagi ya :p

    BalasHapus