Camping itu kegiatan yang paling seru dan menantang,apalagi itu kalau dilakukanya bersama teman-teman kelas dan satu angkatan,bakalan menjadi subuah kisah yang takan terlupakan dimasa yang akan datang. Dan ini lah yang gue alami ketika gue kelas X SMA.

Setelah 3 bulan selesai dari kegiatan OLS, kini ada lagi kegiatan wajib yang harus diikuti oleh siswa baru yaitu perkemahan tahunan yang biasa kita sebut pelantikan TTCT (Tamu Tegak Calon Tegak), ya kegiatan ini dari namanyapun sudah tahu,pasti berkaitan dengan Pramuka,dimana tujuan acara ini untuk melantik anggota usia penggalang ke usia penegak.

Karena kita adalah kelas terakhir di kelas X, gue dan temen-teman cowo kelas gue waktu itu mendapatkat nomor sangga terakhir yaitu sangga 15. Ketika disuruh untuk memilih siapa yang akan menjadi ketuanya, dan setelah kita berumbung dan berdiskusi secara tidak demokratis, tiba-tiba mata kita langsung tertuju pada Herdi semua,Herdi langsung menanyakannya

“Heh heh... ada apa nih, kok pada ngeliatin gue semua ?”.

 Bakti menjawabnya “hehehe... kayanya lo cocok deh Her,jadi ketua sangga kita.”

Herdi menolaknya “enggak... gak,enak aja. Lo kan tau gue orangnya kaya gimana, slengean gini, tar yang ada gue malah jadi bulan-bulan panitia lagi, kenapa gak Djati aja yang udah pengalaman jadi palu (pak lurah) waktu OLS kemarin.”

Djati bilang “enak aja gantian dong, kemarin gue udah.”

Bakti bilang “Ya udah her lo aja gak papa, tar gue jadi wakilnya deh.”

Herdi bilang “eh gue aja PBB gak bisa,apalagi tar ngemimpin PBB, kenapa gak lo aja Bak yang jadi ketuanya gue jadi wakilnya.”

Dan anak-anak setuju kalau Herdi jadi ketua sangga “ya udah her lo aja,gak papa.”

Dan panitia datang menghampiri kita “udah belum nentuin ketuanya ?”

Bakti langsung jawab “udah kak.”

Panitia bertanya “siapa ketuanya ? maju kedepan sekarang.”

Dan kita semua serentak bilang “Herdi kak. ”

Herdi pun terpaksa jadi ketua sangga kita dan dia bilang

“wah parah lo, pemilihanya gak demokratis nih.”

Kita-kita pun tertawa melihat Herdi menjadi ketua sangga kita yang orangnya paling takut kalau kena sinar matahari, gimana tar pas nanti di lapangan kalau dia lagi siapin barisan, bisa-bisa tar dia ngemimpinnya pake payung lagi.

Selama satu minggu menjelang TTCT, kita-kita semua sibuk dengan berbagai macem persiapan, mulai dari beli bahan-bahan masakan, sewa tenda + panggung, nyari tukang rias (Eh ini mau camping apa mau hajatan,pake bawa-bawa tukang rias sama sewa panggung segala. Apa si Herdi kali ya mau disunat hehehe).

Hingga pada H-1 semua perlengkapan kita harus sudah terkumpul semua di sekolah. Gue ,Tama,dan Yoga dipilih sama anak-anak untuk yang bertugas besok berangkat duluan ke Buper buat mendirikan tenda. Kita bertiga pun menyetujuinya dan siap berangkat duluan, apalagi besoknya jadi gak belajar karena harus berangkat pagi ke Buper.

Keesokan paginya gue,Tama dan Yoga udah siap-siap di parkiran sekolah menunggu mobil jemputan yang mengantar kita ke buper. Selama perjalan menuju buper,di dalam mobil kita menikmati perjalanan dengan berbagai macem aktivitas (ada yang lagi mandi,dangdutan sambil goyang dumang,bacok-bacokan gara-gara gak sengaja nyenggol. Tapi untungnya gak seperti itu).

Ya ada yang sibuk dengan menghafalkan susunan panitia TTCT, dan jika ditanya
“siapa raja dangdut indonesia ketua pelaksana TTCT ?”

Kita harus bisa menjawabnya dengan benar dan lengkap tanpa salah mengucapkannya, jika kita tidak tahu mungkin kita akan mendapatkan hadiah mobil kijang inova konsekuensi. Ada juga yang baca-baca sambil inget-inget lagi meteri yang diberikan kemarin, berharap jika kita ditanyanin tenteng materi kita bisa menjawabnya, dan ada juga yang lagi bikin yel-yel sangganya.

Tapi berbeda dengan kita bertiga merasa santai aja,Tama dan Yoga gue liat mereka berdua malah keenakan tidur, dan gue sendiri malah bengong gak tau mau nagapain, gue sempet punya niat mau ngerjain Tama dan Yoga yang keenakan tidur, tapi gue liat mereka berdua kayanya lagi keenakan mimpi basah indah. Dan dari pada gue bengong aja di mobil, gue pun tidur-tiduran sambil ngeliatin jalan, dan berharap kalau tidur beneran bisa masuk ke mimpinya Yoga dan Tama terus gue gangguin tuh mereka berdua.

Sekitar 45 menit akhirnya kita sampai juga di tempat buper, turun dari mobil kita langsung disambut dengan suasana yang begitu indah, sebuah lapangan bola yang luas dengan dipenuhi pohon-pohon pinus serta terlihat gunung ciremai yang begitu dekat sekali (seekan-akan kita yang melihatnya ingin bergaya ala syarini sambil bernyanyi “bunga bunga...”). Setelah kita turun dari mobil kita langsung dibariskan untuk pembagian kavling tenda dan pengambilan perlengkapan sangga yang tadi dibawa oleh mobil truk.

Setelah kita mendapatkan kavling sangganya kita langsung menuju kavling tersebut, sampai disana gue baru nyadar ternyata kavling kita deket sekali dengan menara sutet (menara listrik yang bertekanan tinggi) sekitar 10 meter dari kavling kita. Tama langsung nanya ke gue

“Eh mi ini bener kavling sangga kita, apa gak bahaya deket sama menera sutet ?.”

Yoga juga bilang ke gue “iya mi,takut kena radiasi. Minta pindah aja kalau bisa mah,tar malah pulang-pulang dari sini otak kita malah jadi tambah konslet lagi.”

Dan gue bilang “iya juga sih bahaya juga disini, tapi ini bener kok kavling sangga kita.”

Dan tiba-tiba ada panitia yang menghapiri kita “kenapa de,tendanya belum dibikin juga,gak bisa bikinnya ya ?.”

Gue bilang ke panitia “bukan gitu kak, ini kavlingnya boleh pindah gak ya,soalnya deket sekali sama menara sutet, takut kena radiasinya.”

Panitia bilang “udah gak papa disini aja, udah gak ada tempat lagi. Tenda kalian sama kok dengan tenda panitia deket juga dengan sutet.”

Mendengar pernyataan dari panitia kita pun pasrah,terima nasib mau gimana lagi. Dan kita langsung bergegas mendirikan tenda, gue dan Yoga nyiapin tongkat, tambang, dan patok sedangkan Tama mengambil tenda yang sudah ia pinjam. Ketika tama membuka tendanya, gue gak nyangka tendanya segede ini dan gak seperti biasanya yang gue diriin, bentuknya seperti tenda pleton (tenda posko bencana) tetapi agak kecil.

Kita bertiga coba otak-atik buat diriin tenda ini (pake batu bata,campur semen sama pasir) dan udah 5 menit tapi kita masih belum tau cara diriinnya gimana, belum juga tendanya berdiri kita langsung dipanggil oleh panitia buat sholat jum’at.

Setelah sholat jum’at kita coba lagi diriin tenda ini, dan kita coba diriin tendanya dengan cara seperti tenda yang biasa gue diriin, dan setelah selesai gue lihat kok bentuknya aneh banget ya kaya gubug reyot, dan tak berapa lama tiba-tiba tenda yang kita buat rubuh begitu aja diterjang angin karena tongkat penyanggah yang kita gunakan gak kuat menahan berat beban tendanya.

Tama dan Yoga udah mulai nyerah diriin tenda, gue liat sangga-sangga yang lain udah pada selesai semua diriin tendanya, gue pun minta bantuan ke temen sangga sebelah, yaitu Eki temen SMP gue dan Ahmad.

Eki tanya ke gue “tenda apaan nih mi gede banget kaya tenda hajatan aja.”

Dan gue jawab “gak tau tuh, gue juga bingung. Udah deh gak usah banyak tanya tar malah bikin pusing,yuk bantuin diriinnya.”

Dan kita berlima coba otak-atik lagi diriin tenda ini dengan cara menyatukan kedua tongkat seperti tiang bendera untuk dijadikan kedua tiang utamanya, dan setelah itu kita tarik sisi-sisi tendanya, akhirnya selama 20 menit kita berhasil juga mendirikan tenda yang ribet ini dan ternyata dari sekian tenda peserta Cuma tenda sangga kita yang paling gede.

 Dan tak berapa lama temen-temen sangga gue datang dan langsung menuju tenda, Herdi langsung bertanya

“Eh serius ini tenda kita,deket banget sama sutet gak bahaya apa ?.”

Bakti menjawabnya “udah gak papa Her,biar otak lo yang konslet pulang-pulang dari sini jadi gak konslet lagi.”

Dan Ardi bilang “buset ini tenda apa rumah gede banget.”

Tama menjawabnya “tau gak lo buat diriinnya aja kita bertiga sampe ngos-ngosan gini udah gitu gue laper,belum makan lagi.”

Tak berapa lama juga kita langsung dipanggil ke lapangan buat upacara pembukaan TTCT, baru juga kita baris di lapangan kurang dari 3 menit, tiba-tiba cuaca langsung berubah cepat menjadi hujan disertai dengan angin. Panitia langsung memberikan perintah untuk memakai jas hujan dan menyelamatkan barang perlengkapan dan tenda kita agar tidak kehujanan.

Kita semua langung berhamburan lari ke tenda masing-masing (seperti sedang dikejar benjana tsunami),setiba di tenda kita langsung memakai jas ujan dan melapisi tenda dengan terpal, dan ditengah-tengah kesibukan kita, Bakti malah berlari mengelilingi tenda kita dengan mengibar-ngibarkan bagian belakang jas ujannya seperti supermen yang lagi terbang dan berteriak “Hujan....hujan....” Tingkah bakti membuat kita tertawa ngakak disaat suasana sedang gelisah,

Herdi bilang ke Bakti “Eh Bak,ngapain sih lo lari-lari gak jelas gitu,bukannya bantuan kita ta apa.”

Dan bakti jawab “gue juga lagi bantuin lo lo pada, ngelakuin tarian pemberenti hujan, udah lo urusin aja yang itu, biar yang ini urusan gue.”

Tanpa disangka tarian bakti mujarab juga, 10 menit kemudian hujan berlahan-lahan mulai redah, dan sambil menunggu panggilan buat upacara pembukaan gue dan yang lain malah mainan paralayang pake tenda yang belum didiriin, kebutulan waktu itu anginnya masih cukup kencang.

Pertama si Gilang nyobain dengan badannya yang lebih kurus dari kita,dan disaat kita lepas sisi-sisi tendanya ketika angin datang, Gilang pun mulai melayang  dan terbang sejauh 5 meter dan mendarat lagi dilapangan, dan lama kelamaan mulai banyak yang nyobain, dan ketika si Herdi nyobain terus melayang dan terbang hampir aja dia nabrak pohon, untungnya tendanya langsung kita tarik lagi. Panitia yang melihatnya langsung memerintahkan untuk menghentikanya karena terlalu berbahaya.

Setelah sholat isya, upacara pembukaan baru dimulai dan dilanjut dengan lomba cerdas cermat, gue lagi-lagi dipilih buat mewakili sangga gue bersama Gilang dan Akri. Karena dalam lomba cerdas cermat ini soalnya bukan mata pelajaran fisika,kimia,atau matematika sangga gue beruntung maju ke babak  final. Dalam babak final kita ditantang sama 4 besar dari sangga cewe dan 4 besar dari sangga cowo lainnya, pertandingan mulai memanas ketika memasuki sesi terakhir pertanyaan rebutan.

Terlihat semua tribun penonton terisi penuh dengan berbagai macem seporter pendukungnya dan menyanyikan yel-yel mereka. Suasana mulai semakin memanas dan tegang ketika Sergio Ramos melanggar Messi dalam kotak pinalti, dan wasit menunjuk titik putih. Para pemain melakukan protes ke wasit, dan para seporter meneriaki wasit “wasit bego...wasit bego.”,tapi wasit tetep memberikan pinalti bagi barcelona. Messi mengambil bola...,SHOTING.. ke pojok kiri atas.... dan JEGGGER.... GOALL.... Yes Gue menjawab dengan bener pertanyaan dari panitia. 

         "Siapa nama Kak Kwarda Jawa Barat ?"

         "Tet... Kak Dedi Yusuf."

         "Ya,100 buat sangga 15 Putra."

El-Clasico cerdas cermat pun berakhir,dan pemenang akan diumumkan ketika upacara penutupan nanti. Kita bertiga kembali lagi ke tenda,karena waktu sudah hampir malam kita semua disuruh tidur oleh panitia dengan syarat pada saat tidur tidak boleh memakai seragam pramuka dan sepatu ditaruh diluar tenda.

Tengah malam tiba-tiba kita dikagetkan dengan suara panitia dari lapangan

“BANGUN....BANGUN....BANGUUUUN.... dalam hitungan 10 sudah berbaris dilapangan dengan memakai  seragam pramuka lengkap.”

Di depan tenda kita, panitia berteriak “WOY BANGUN.... kedengaran gak panitia ngomong, ini tenda apa kandang kambing gedenya aja tapi reyot-reyot begini, kalau gak bangun juga saya rubuhin nin tenda.”

Di dalam tenda kita bergegas memakai seregam, gue membangunkan yang lain

“eh bengun bangun cepetan disuruh baris sama panitia tuh.”

Tara langsung bangun “eh mi liat kaca mata gue gak ?”

 Gue jawab “gak tau Tar, coba cari aja pake senter gue juga lagi nyari seragam gue nih, tam bangun tam.”

Yoga mondar mandir sibuk mencari celananya, Djati dan Gilang saling lempar-lemparan baju karena tertuker, dan Tara menyorotkan senter buat mencari kaca matanya. Dan tiba-tiba panitia yang liat kita dari luar bilang

“Woy.... malah nari-nari pake senter emang ini diskotik,bukannya cepatan”.

Dan akri bilang “ini kak disini gelap lagi nyari baju.”

Dan tiba-tiba Ardi bersuara “woy berisik ribut aja, gak tau apa orang lagi tidur.”

Buset ini anak masih gak sadar ya kalau kita lagi camping. Panitia yang mendengar langsung membentaknya

“Heh siapa tuh yang bilang gitu.”

Rian yang ada disebelah Ardi langsung membangunkannya “HEH go blog, bangun... itu panitia yang bilang.”

Ardi pun langsung cepet menyadarkan dirinya dan memakai bajunya, Dika yang disebelah Ardi bilang

“HEH telol ,itu baju gue main pake-pake aja.”

Ardi bilang “eh sory Dik,baju gue mana ya.”

Dari luar sudah terdengar hitungan sampai 68, dan gue yang liat baju Ardi melemparnya ke Ardi 
“Di ini baju lo nih, cepetan pake”

Ardi bilang “ oke sip mi.”

Setelah itu kita langsung bergegas ke lapangan, sesampenya di sana kita dipisahkan dari barisan karena terlambat. Disaat kita baris, kita malah nyari-nyari Herdi ketua sangga kita, Tama bisik-bisik

“eh Herdi mana ?”

Ardi menjawabnya “oh iya dia tadi tidur disebalah gue, gue lupa bangunin dia lagi.”

 Djati bilang “ya udah deh biarin aja tar juga bangun sendiri,eh Bak lo aja yang nyiapin barisan dari pada tar dimarahin lagi.”

Tak lama setelah kita baris segerombolan panitia datang ke kita sambil marah-marah

“Dasar anak manja,anak mami suruh bangun aja lama. Biasa dibangunin sama pembantu ya, dasar MALU.”

Dan tak berapa lama Herdi keluar dari tenda dan dengan santainya dia jalan menuju kita, panitia yang melihatnya langsung membentak

“Ini apalagi nih, kamu ketua sangganya kan, masa kalah sama anggota kamu,sebelum masuk ke barisan kamu lari dulu keliling lapangan satu kali sana.”

Dengan ngantuknya Herdi pasrah berlari keliling lapangan, panitia kembali teriak didepan kita

“heh kalian masih ngantuk ta,diajak ngobrol sama panitia diem aja. KALIAN INI ANGGAP KITA TEMBOK, KALAU ADA ORANG NGOMONG TUH JAWAB....”

Hentakan panitia membuat rasa ngantuk kita hilang “Ya siap ka.”

Panitia bilang “Siap apa ? siap telat. Coba angkat celana kalian.”

Salah satu panitia menghampiri gue “heh fahmi kaos kaki kamu mana ?”

Gue jawab dengan tegas “siap ada kak.”

Panitia kembali bilang ke gue “ada dari mana,coba liat ke bawah mana kaos kaki kamu ?”

Dan karena tegang gue bilang “tadi ada kak,saya pake.”

Panitia kembali ngebentak gue “pake dari mana ? jelas-jelas kamu gak pake kaos kaki, kamu masih dalam mimpi,woy sadar bangun,Apa kamu punya teknologi baru kaos kaki Transparan ?”

Lalu dia ngasih tau ke panitia lainnya “Heh kakak-kakak, ada anak pake kaos kaki trasparan nih, teknologi baru dari Fahmi”

Panitia dan teman-temen gue yang denger tertawa melihat gue pake kaos kaki trasparan. Karena terburu-buru, gue sampe gak sadar kalau gue belum pake kaos kaki. Dan panitia langsung ngasih perintah ke gue

“ya udah biar gak ngantuk lagi kamu push up 10 kali,terus ambil kaos kaki kamu,saya hitung 10 detik kamu harus udah nyampe lagi kesini.”


Malam itu juga kita diaveluasi.

"Setiap detik yang telah kita lalui akan menjadi catatan sejarah bagi kita" - Mr. Semata Wayang
Bersambung...

26 komentar:

  1. Kasian ya sih Herdi, jadi ketua tapi terpaksa. Salam buat Herdi dari gue, karena gue juga senasib

    BalasHapus
    Balasan
    1. oke sip tar gue salamin balik,sabar ya bro kalau lo senasib sama herdi. :D

      Hapus
  2. Sampein salam gue buat si herdi ya bro. Nasibnya malang sekali.. Tolong sampein salam kecup manja dari gue buat dia.. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. oke sip,tar gue sampein. salam kecup manjanya pake basah gk nih :D

      Hapus
  3. waduh Herdi kita juga pernah senasib hahaha....

    ditunggu lanjutannya ya bro

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah sabar ya korban main tunjuk aja hehehe

      eps 20 dan 21 udah gue publis tuh
      makasih ya udah baca ceritnya.

      Hapus
  4. Kenapa dengan kisah yang satu ini. Si Herdi harusnya melakukan dengan tulus. BUkan terpaksa gitu. Karena hal-hal yang dipaksainkan gak baik.

    Misalnya maksain nembak Ariel Tatum, itukan gak baik. Maksa banget. -_-

    Dari semua cerita, lu. Gue pengen pembaharuan, ni. Selingin dengan tulisan yang lain, dong. Bukan bosen, tapi biar berwarna aja, blognya.

    Itu satu lagi, sejak kapan ada kaos kaki transparan. Ada-ada aja, ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. tujuannya kita-kita nunjuk dia jadi ketua,biar dia keliatan keren dan gagah,ya walaupun dia takut sama sinar matahari :D

      beberapa minggu ke belakangan ini gue lagi kejar tayang buat lanjutin episodenya,mungkin tar setiap sabtu sama minggu gue akan share parodi-parodi gue.

      sejak gue terburu-buru lari kelapangan sampe gue sendiri gak nyadar kalau gue belum pake kaos kaki. hehehe
      mungkin 10 tahun kedepan kaos kaki transparan sudah mulai dijual dipasaran :D

      Hapus
  5. Poor Herdi. Gue juga pernah tuh kepaksa jadi ketua gitu. Gak enak banget, kalau anggotanya salah, ketuanya yang dimarahin.

    Pokoknya apa-apa ketua yang salah. Pukpuk Herdi wkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. memang sudah tugasnya seorang ketua melindungi anggotanya hehehe
      puk puk buat para ketua RT sampe ketua-tuaan :D

      Hapus
  6. hahaha, turut kasian sama herdi. gue pernah hampir senasib sama dia dulu waktu smp. tapi untungnya itu semua cuma sebatas 'hampir'.

    bentar lagi gue juga bakal beralam ria sama temen-temen gue. tapi bukan camping, melainkan live in... :)

    BalasHapus
  7. Wkwk, suka duka jadi ketua.
    Suka nya mah keliatan keren kalau jadi ketua. Tapi dukanya itu loh bro, sengsara :d

    Btw, kalau cerita kaya gini di kasih foto tambah menarik nih bro. Misal ky foto tenda nya itu, penasaran gede nya seberapa :3

    BalasHapus
    Balasan
    1. sayangnya waktu pas camping kita gak dibolehin bawa HP,jadi gk ada yang dokumentasiin.

      Hapus
  8. Untung aja sutetnya ga jatu tuh. Ato ga kabelnya yg jatuh ajalah pasti ceritanya tambah seru. Sekalian ada yg melyang satu konfliknya jadi tambah greget tuh hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. waduh kalau itu sutet jatuh menimpa kita-kita,udah deh kaya ini cerita bakalan tamat sampai sisini. hahaha

      Hapus
  9. Jadi ketua emang susah,, tanggug jawabnya besar. Liat komen disini banyak yg pernah jadi ketua

    Eh jadi penasaran tendanya segede apa? Emang bener kalo timggal deket sutet bakal kena radiasi?

    BalasHapus
    Balasan
    1. memang berat jadi seorang ketua tuh,pengalaman gue waktu SMP dulu ketika jadi ketua pramuka,susah baut ngatur-ngatur merekanya bro. yang ada gue yang kena batunya. :D

      sayangnya waktu itu gak ada yang dokumentasiin tendanya,iya bro cobain aja lo tidur semalam di deket sutet,kayanya tar lo bakalan kaya gue deh konsletnya. hahaha

      Hapus
  10. Wah beruntung banget kmu bisa ngerasain tidur bareng temen dj tenda..itu khan asik bingit. Hahaha...ya mending kli ya tenda kalian di deket menara sutet dripda dket pohon beringin, sereeeeem....aturannya pas tdur tetep pke baju pramuka lengkap sama dasi, topi sama tongkat. Jdi bgtu disuruh baris 10 detik tgal ngacirrr...simple khan...gimane? Seru khaaaaaan

    BalasHapus
    Balasan
    1. waduh kalau tendanya deket pohon beringin mah camping bukan di lapangan,tapi di kuburan :D

      aturanya memang gk boleh pake seragam dan atrubut pramuka,tapi keesokan harinya kita-kita pake strategi jitu buat ngakalin ini aturan dan biar gak terlambat. hehehe

      Hapus
  11. Kalian nggak adil banget, kasihan si Herdi dipilih jadi ketua dengan terpaksa. Kasihan dia, pasti tersiksa banget selama beberapa hari karena alergi mataharinya ;-(

    Kemah emang gitu, panitia-panitianya nyeremin, mirip iblis semua. Nggak tau apa kita baru tidur sebentar, eh udah di bangunin.

    Kayaknya tuh sutet udah ngefek ke otak lu mi, itu buktinya lu buat teknologi baru, kaos kaki transparan. Hahahahahaha =))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Biarin deh sih herdi ini hahaha (muka jahat) :-t

      emang panitia itu gak punya rasa manusiawi :>)

      hahaha teknologi paling mutakhir tuh di abad ini :D

      Hapus
  12. Camping ~ push up. Hahaha. Lain waktu harus siap sedia tenaga deh. Jangan sampai kejadian yang sama terulang kemali. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya lain kali harus sedia pro man sama softfell ya :D

      Hapus
  13. cie anak pramuka cie. asik juga ya camping gitu. emang cara yang tepat milih ketua itu gitu. kong kalikong sama temen yang lain buat milih satu orang. biar pemilihannya telak. agak enggak demokratis sih, tapi mau gimana lagi. kasihan ya herdi semacam jadi tumbal buat panitia yang marah marah

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya tuh pemilihan model jaman anak SD,main tunjuk seenaknya :D

      Hapus