"Perjalanan yang panjang penuh dengan rintangan dan tantangan akan menjadi sebuah kenangan di masa depan" - Mr Semata Wayang.

Keesokan harinya acara yang ditunggu dan paling seru ini tiba, ya kita akan melakukan widegame keliling buper, keluar masuk hutan naik turun bukit yang berjarak sekitar 5 KM. Karena untuk widegame ini ada ketentuanya, bagi yang memilik berat badan lebih dari 60 kilo ,disarankan untuk tidak mengikutinya dan akan mengikuti lomba master chef (lomba masak) di Buper, karena diantara sangga kita Cuma Rian dan Djati yang memiliki berat badan lebih dari 60 kilo mereka berdua gak ikut widegame dan akan mengikuti lomba master chef.

Setelah semuanya sepakat, kita langsung mempersiapkan perlengkapan-perlengkapan yang kita perlukan (pacul,golok,cerurit tidak kita bawa). Sekitar jam 9 pagi kloter 8 sangga kita diberangkat dari buper bersama sangga 24 dan 25 cewe, setelah dikasih petunjuk dari panitia kloter kita memasuki hutan-hutan pinus,melawati jalanan setapak yang dikeliling semak-semak pepohonan.

 Setelah beberapa lama kita berjalan kita sampai di pos bayangan satu, disini muka kita semua dicoret-coret kaya tentara yang siap tempur di medan perang, pas giliran Ardi mukanya dicoret-coret kita tertawa ngeliat mukanya, dia Cuma dicoret dibagian kumisnya dan kini terlihat seperti Adolf Hitler, ditambah lipstik dibibirnya serta dikasih bunga ditelinganya.

Bukannya Ardi terlihat keren dan sangar kaya Adolf Hitler, ini mah si Ardi lebih mirip kaya Adolf Hitler versi cabe-cabean, dan setelah itu kita melanjutkan menyusup hutan-hutan secara sembunyi-bunyi, dan akhirnya kita sampai juga di markas musuh, bukannya kita-kita yang menyerbu mereka, ini mah malah kebalikanya kita diserbu (dimarahi) habis-habisan.

Ini adalah pos PBB, dimana kita akan diuji baris berbaris. Setelah selesai laporan,kloter kita dipisahkan jadi 4 bagian, waktu itu gue berlima bareng Bakti,Herdi,Gilang dan Akri diuji oleh salah satu panitia. Disaat panitia memberi komando PBB, dan PBB kita keliatan ancur gak karuan gerakannya gak sama, terdengar suara cengengesan dari Herdi sambil menundukan kepalanya. Panitia yang melihat herdi cengengesan langsung membentaknya

“Kenapa kamu ketawa,lucu ya sok ketawa lagi.”

Mendengar perintah dari panitia herdi malah semakin puas tertawanya dengan mulut terbuka lebar “HAHAHA...”

Melihat Herdi tertawa panitia langsung melumutkan lumpur ke mulut herdi

“anak tuh gimana sih, lagi PBB malah ketawa, kamu gak tau ya dalam peraturan PBB itu gak boleh bersuara sedikit pun. Lucu ya ? mamam tuh lumpur.”

Herdi berhenti tertawa dan mencoba mengeluarkan lumpur dari mulutnya, melihat Herdi gue sempet mau ketawa juga, tapi situasinya lagi PBB dan gue lihat anak-anak yang lain kayanya mereka menahan untuk tidak tertawa ,ya gue pun hanya bisa tertawa dalam hati.

Setelah selesai di pos PBB kita melanjutkan perjalanan lagi, jalan mulai ekstrim naik turun bukit, dan menuruni terasering sawah yang curam. Disaat gue,Ardi dan Bakti membantu anak-anak cewe menurunin tebing sawah yang tingginya sekitar 4 meter gue terjatuh, waktu itu kita lagi bantuin Shela menuruni tebing, Ardi dan Bakti stand by di bawah membantu mengulurkan tangannya.

Sedengkan gue diatas menyalurkan tongkat ke bawah untuk pegangan Shela turun, ketika Shela sudah selamat turun ke bawah gue malah kehilangan keseimbangan, alhasil gue pun terjun bebas dengan gaya salto dan jatuh kebawah ,gue berhasil mendarat dengan mulus di lumpur-lumpur yang membuat gue semakin hitam seperti orang-orangan sawah.

Melihat gue nungsem mereka malah tertawa melihat gue yang penuh dibaluti dengan lumpur, gue niatnya baik malah jadi terjungkir terbalik. Setelah insiden itu kita melanjutkan menuju pos berikutnya, tak jauh dari situ kita sampai di pos lumpur. Baru juga gue bersihin lumpur bekas terjatuh tadi di saluran irigasi, eh ini malah gue ketemu lagi dengan lumpur, kayanya gue sama lumpur ini udah jodoh kali, belum juga berapa lama kita berpisah malah ketemu lagi.

Di pos lumpur ini kita disuruh mandi lumpur, tapi sebelum kita mandi lumpur kita dievaluasi terlebih dahulu. Gue dan yang lain udah ngerasa tegang badan kedinginan, eh pas setalah dimarahin ini itu, panitia malah nanya-nanya yang gak penting yang membuat kita bingung mau menjawab apa

”heh kamu,siapa pengacaranya pak manto (satpam sekolah) ?”

“mak inem (penjual nasi lengko) kalau nyalon biasanya dimana ?”

“siapa nama bapaknya si unyil ?”.

 Kita-kita bingung mau jawab apa, tapi karena jawaban mau salah atau bener udah pasti kita bakalan ditempokin sama lumpur, ya kita pun menjawabnya

“Albert Einsten”

“Di Paris”

“Michael Jackson”

Dan setelah pertanyaan konyol itu kita malah perang-perangan lumpur dan mandi lumpur, setelah kita puas dengan mandi lumpur selanjutnya kita menuju pos terakhir dengan syarat dari panitia, gak ada yang boleh bersih-bersih dulu, lumpur yang ada dibadan kita harus dibawa sampe buper.

Menuju pos terakhir jalanan kembali menaiki bukit, jalan mulai terasa berat dengan beban barang bawaan ditambah lumpur-lumpur dibadan kita. Baru setengah jalan anak-anak cewe mulai ngeluh kecapean dan merasa kedinginan dengan angin gunung yang menuruni bukit, ya karena kita juga merasa lelah kita berhenti sejenak.

Disaat lagi santai beristirahat  kita dihebohkan dengan suara aneh, Gilang dan Bakti mendengar suara babi hutan dan mereka langsung teriak

“Eh ada babi hutan, ada babi hutan...”

Gara-gara teriakan mereka kita langsung heboh dan lari kembali ke bawah.
Gue yang penasaran nanya ke bakti 

“eh bak,seriusan ada babi dimana babinya ?”

Bakti menjawabnya “dibalik semak-semak itu kali, gue juga kaga liat sih cuma ngedenger suaranya aja kaya babi.”

Akri bercanda ke Ardi “ah paling itu mah suara endusannya Ardi, eh lo kalau mau berubah wujud jangan sekarang.”

Ardi menjawabnya “Sembarangan lo, gue jejelin kaos kaki gue juga nih.”

Bakti nyeletuk ke Ardi “Di,kalau lo mau operasi bilang-bilang, tar gue siap jaga lilinnya.”

Gilang bilang ke kita-kita “eh coba cek yu, bener gak itu babi hutan ?”

Gue bilang “hayu,gue juga penasaran.”

Dan untuk memastikanya Gue,Bakti,Gilang,dan Yoga mengeceknya, Bakti bilang ke Gilang

 “lang,coba lo cek deh di balik semak-semak ada apa.”

Gilang di temeni dengan Yoga mengecek di balik semak-semak

“gak ada apa-apa bak,kosong.”

Gue bilang ke bakti “eh Bak,kayanya tuh babi udah pergi deh, lebih baik kita langsung jalan lagi aja ke pos terakhir.”

Bakti menjawabnya “iya deh, dari pada tar ketemu sama babi hutan lagi.”

Dan Gue bilang “ya udah lo tungguin di sini gue bilang ke anak-anak yang di bawah”.

Gue balik lagi ke bawah dan bilang ke mereka “eh kayanya tuh babi udah pergi gak tau kemana, dari pada kita nungguin di sini terus malah ketemu sama babinya lagi, lebih baik kita lanjutin aja perjalanannya.”

Mereka pun setuju, dan kita melanjutkan perjalanannya lagi, dan karena anak-anak cewe udah gak kuat buat ngangkat barang bawaannya,ya kita-kita sebagai cowo mau gak mau harus ngebawain barang-barang mereka semua (tas ransel ya), Setelah beberapa meter lagi kita sampai di pos terakhir, kita disuruh berenti dulu menunggu giliran untuk dipanggil.

Terdengar suara teriakan panitia yang mencekam dan menyeramkan seperti harimau yang kelaparan yang membuat kita merasa tegang dan ketakutan seperti mau dieksekusi mati. Ya di pos ini kita akan diaveluasi habis-habisan, mulai dari sikap, tingkah laku selama disekolah, sampe yang waktu kegiatan MOP kemarin yang sering bolos. Kunci kita untuk bisa selamat dari pos ini adalah satu yaitu kekompakan.

Sekitar 15 menit kita menunggu giliran, kloter kita dipanggil untuk memasuki pos, dari kejauhan kita semua sudah berbaris rapih memasuki pos. Sesampainya di sana gue yang bertugas sebagai ketua kloter, menggantikan Herdi yang sakit karena merasa kedinginan. Karena gue terdaftar sebagai calon anggota pramuka, gue memberanikan diri untuk menjadi ketua kloter pengganti walaupun gue sendiri sebenernya merasa kedinginan juga.

Setelah gue manyiapkan barisan dan melakukan laporan, gue langsung dibentak

“mau apa kamu kesini ?”

Dengan nada yang kedinginan gue jawab “Siap kak, mau laporan.”

Panitia kembali membentak gue “Laporan,laporan apa,emang saya bos kamu ?”

Dan gue bilang “siap bukan kak,kakak panitia acara disini.”

Dan panitia bilang “kalau ngomong yang jelas, laporan laporan apa ?”

Gue jawab “Lapor,kami kloter 8 dari sangga 15 putra, sangga 24 dan 25 putri siap menerima tugas di pos ini.”

Panitia bilang ke gue “Laporan saya terima. Nah laporan tuh gitu jelas intinya apa. Badan kamu kenapa ? kedinginan.”

Dan gue jawab “siap tidak kak.”

Dan panitia kembali ngebentak gue “jangan bohong kamu, jujur aja kedinginan gak, jangan sampe tar kamu malah pingsan jadi ngerepotin pantia yang lain.”

Dan gue jawab “siap masih kuat kak.”

Panitia ngebentak gue “udah kamu duduk aja sana, CEPETAN DUDUK (sambil matanya melotot) apa kamu mau saya suruh push up ?”

Dan karena gue merasa pegel juga, dari pada gue push up tambah cape. Gue memilih duduk dibawah pohon

“ya siap kak.”

Dan panitia yang lain bilang “yang lain kalau ada yang merasa gak kuat, langsung balik kanan keluar dari barisan sekarang dan duduk di sana.”

Dan gue lihat Herdi dan beberapa anak cewe yang merasa gak kuat duduk disebalah gue. Kita yang udah duduk tidak bisa berbuat apa-apa lagi melihat teman-teman kloter kita diavaluasi dan diberi konsekuensi. Setelah selesai tara yang menggantikan gue dan herdi sebagia ketua kloter melakukan laporan, setelah selesai dari pos terakhir kita melanjutkan jalan lagi untuk kembali ke buper, sambil jalan Tara ngasih tau ke gue

“eh mi, tadi di pos terakhir kita gak dikasih cap, biasanyakan setelah melewati pos-pos  kartunya cap.”

Gue bilang “yang bener, yaudah balik lagi yuk tanyain.”

Gue dan Tara kembali lagi ke pos terakhir dan bartanya ke salah satu panitia

“maaf kak, ini kita kartu widegamenya belum di cap.”

Dan panitia bilang “udah gak usah,gak perlu . Semua kloter yang lain juga sama gak ada yang dapet cap dari pos ini, udah sana kamu balik lagi ke buper.”

Mendengar pernyataan panitia kita berdua kembali ke buper dengan tangan kosong, dan akhirnya sekitar 9 jam perjalanan yang panjang, melelahkan, penuh rintangan dan tantangan, serta menyenangkan ini berahkhir.

Setelah sholat magrib kita makan malam di tenda sambil bercerita widegame tadi, Djati memulai pembicaraan

“eh, gimana lo tadi widegame lama banget ?, gue kiri lo semua pada nyasar terus ke tangkep Mak Lampir. Gue sama Rian tungguin, ini tinggal kloter kita sendiri yang belum nongol-nongol.”

Tama menjawabnya “wah seru pokoknya Djat.”

Bakti melanjutkan cerita Tama “mulai dari si Herdi lagi PBB dia malah ketawa ngakak, langsung deh mulutnya dilumuti lumpur sama panitia. Udah gitu si Fahmi malah akrobatik, setelah nolongan Shela dia malah jatuh nungsep ke lumpur. Pas lagi santai istirahat malah ada suara babi hutan, gue kira itu Ardi mau berubah wujud.”

Ardi menyanggahnya “sembarangan lo, lagi makan gak boleh ngomong habisin dulu tuh makanan.”

Rian nanya ke Ardi “enak di, masakannya ?”

Ardi manjawabnya ”enak kok, orang lagi laper mah, makanan apa aja juga dimakan.”

Si Djati bilang ke kita-kita “ya udah bagus deh habisin ya, gue jadi gak sia-sia juga masakin buat lo semua.”

Si Rian bilang ke kita semua dan membongkar rahasia dibalik makanan ini

“Waktu kita ikut lomba master chef, gue waktu itu lupa sehabis nyuci kangkung, bukannya ditaruh dibaskom, malah ditaruh lagi di bawah ke campur sama rumput lapangan. Dan karena kita udah gak punya waktu lagi buat misahin kangkungnya dengan rumputnya, ya udah deh kita berdua, masukin aja tuh semuanya, kaderan gak keliatan ini mana kangkung mana rumput hehehe.”

Kita-kita yang baru saja selesai makan langsung kaget dengan cerita Rian. Yoga bilang

“Kampret... jadi kita-kita malam ini makan rumput.”

Gilang ikutan bilang “wah parah lo, mau ngeracunin kita-kita ya.”

Dan si Herdi bilang “Pantesan aja gue tanyain kalian kenapa gak ikutan makan, bilangnya udah makan. Gak taunya kalian ngasih kita makanan rumput ,lo kira kita ini anak kambing.”

Dika bilang ke kita semua “udahlah gak usah dibahas,lagian gak kerasa juga rumputnya, malah enak kok.”

Dan kita-kita semuanya pun tidak memperdulikan lagi insiden masak kangkung yang ke campur dengan rumput, kerana kita semua merasa kelaparan makanan yang ada pun kita makan.

Setelah makan malam kita mengikuti acara api unggun, dalam acara api unggun ini sangga kita berkelaborasi dengan sangga 28 dan 29 cewe yaitu temen kelas kita sendiri, menyanyikan lagu “adelaide sky” sambil diiringin dengan gitar. Suasana yang dingin langsung dihangati dengan api unggun, serta ditemani ribuan bintang dilangit menjadi lagu pengantar kita untuk tidur.

Setelah itu kita kembali ke tenda masing-masing untuk tidur. Sebelum tidur gue punya filling tar malam kayanya bakalan dibangun lagi, biar gak terlambat lagi gue punya ide dan ngasih tau ke teman sangga gue. Pada saat tidur kita tetep memakai seragam pramuka lengkap, dengan jaket dan sarung untuk menutipinya agar tidak ketangguan sama panitia kalau kita udah siap-siap pake baju Pramuka sebelum tidur.

Strategi gue pun berhasil, ketika tengah malam kita dibangunkan oleh panitia kita langsung membuka sarung dan jaket, terus memakai sapatu tanpa harus gue memakai kaos kaki transparan lagi, dan kita langsung berlari baris di lapangan, sangga kita pun tak terlambat lagi.

Ini adalah malam puncak, kita semua dievaluasi habis-habisan, santapan argumen, push up, dan lari keliling lapangan pun sudah menjadi hal biasa bagi kita, setelah itu kita diberi renungan malam menjelang shubuh, dan setelah adzan shubuh kita semua secara resmi dilantik menjadi Pramuka usia penegak.

Pagi harinya kita bersiap-siap untuk pulang, setelah membereskan perlengakapan serta tidak lupa membersihkan buper yang telah kita tempati, kita melakukan upacara penutupan. Pada saat upacara penutupan, sangga kita tak menyangka bisa jadi juara 1 lomba cerdas cermat, mendengar pengumuman tersebut kita langsung merayakan kemenangan kita dangan berselebrasi (berlari sambil buka baju lalu goyang dumang, dan setelah itu mereka mangangkat gue ke atas dan melemparnya ke jurang).

Setelah itu kita menaikan barang-barang perlengkapan kita ke mobil dan pulang meninggalkan Buper. Di dalam mobil kita satu sangga dengan kelas X 10 yaitu sangga 14 cowo, sangga mereka juga memenangkan lomba master chef, dalam perjalanan pulang ke sekolah di dalam mobil kita menyanyikan yel-yel dan lagu kemenangan

”We are the champions, my friends,
And we'll keep on fighting 'til the end,
we are the champion... we are the champion...  
Asik-asik... bukan dikit jos.”


Suasana dalam mobil ramai sekali hingga terdengar keluar dan mengganggu pengguna jalan lain, kita bereuforia bagaikan juara piala dunia lain.

Lelah,laper terbayar dengan adanya kebersamaan, kekompakan, dan kekeluargaan, hingga kini kita bisa menemukan arti kebahagiaan. 
Bersambung...

22 komentar:

  1. eh udah ada lanjutannya :D

    BalasHapus
  2. Waktu PBB serem amat dijejlin lumpur begitu. Takutnya ke makan hahaha

    Selamat ya atas juara yang didapatkan. Btw, kok pramuka keliatannya enak sih, gue gak pernah ngerasain enaknya pramuka

    BalasHapus
    Balasan
    1. gak tau tuh panitianya kurang kerjaan :>)

      nah baru tau kan pramuka itu enak,come on come join to scout (H) 2x tepuk pramuka.

      Hapus
  3. Wah kayaknya wide gamenya seru tuh, eh tapi kenapa yang beratnya diatas 60 kilo gak boleh ikut? Apa biar lincah gitu

    Sayur kangkung dan rumput itu kayaknya resep baru, kalo ikut masterchef juri2 pda suka

    BalasHapus
    Balasan
    1. takut gak kuat buat narik turun bukitnya,jalanannya juga licin. takut gak bisa jaga keseimbangan.

      wah boleh di coba tuh :D

      Hapus
  4. Ah, disiksa waktu PBB. Gue juga gitu dulu. Tapi gk sampe nelen tanah. Cuman nyebur kolam depan mushalla. Itu sadis bro. Gimana kalo makan tanah. :D

    Hebat juga, lu bro. BIsa dapet juara gitu.

    Gue, sih. Pramuka cuma bentar2, gk mau serius. Gue maunya serius sama kenyataan. "Halah."

    BalasHapus
    Balasan
    1. nyebur kolamnya ada airnya gak tuh :D

      kenapa gak serius sama si doi aja pangeran :-)

      Hapus
  5. Hahhhaa.... ya ampuuun... btw banyak juga toh narablog yang ikutan pramukaa.... :)
    Berharga pengalamanya tuh, awas oh ane posting di blog pramuka milik ane

    BalasHapus
    Balasan
    1. boleh-boleh di tunggu,kabarin aja ke ane kalau udah diposting.

      Hapus
  6. Wkwk makan rumput, enak kagak?
    Tapi masih mending makan rumput, daripada si herdi tuh makan lumpur :3

    Widih strateginya keren tuh, tidur dengan pakaian lengkap...
    hehe jadi bangung langsung siap dah :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. enak kok,oarang kondisi kita lagi pada kelaparan semua,jadi makanan yang ada kita makan aja,kalau yang adanya lumpur mungkin kita makan juga tuh :D

      ya boleh ditiru tuh,kalau buat camping.

      Hapus
  7. wahaha, pbb digituin mah cerita lama.
    gue pernah disuruh cium rumput waktu pbb. katanya sih, biar cintah tanah air..

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha kenapa gak cium kakak panitia cewenya aja,biar cinta yang sebenernya :-)

      Hapus
  8. Nostalgia banget, wide game itu musibaj buat junior tapi tidak buat senior. Sadis juga di jejelin tanah gue aja palingan cuman di suruh guling-guling di lumpur doang hehehe

    Meakipun capek tapi itu jadi pengalaman berharga. Jangan berhenti dulu ya sampe jadi senior, dulu aja gue puas banget bales dendam pas jadi senior #sesat

    BalasHapus
    Balasan
    1. yah itu bisa dijadiin alasan juga tuh buat jadi senior :D

      Hapus
  9. Hahaha gue juga duli ikut pramuka kek gitu, sayang gak sampe ke hutan-hutan. Tapi hukuman di tiap pos samalah. Dikasih lumpur, push up dan lain-lain. :D
    Waktu kuliah ikut Training Organisasi akhirnya hiking di Gunung dan lebih parah... hampir disuruh ciuman sama cowok.:(

    BalasHapus
    Balasan
    1. waduh... ciuman sama cowo... buset deh gue mah mending makan lumpurnya :D

      Hapus
  10. Kan si Herdi lagi yang sial, kasihan dia mulutnya dikasih lumpur, mungkin habis kemah dia jadi suka makan lumpur gara-gara ketagihan =))

    Itu temenmu jahil banget ya, makananya di campur sama rumput. Tapi nggak papa, lagian mereka nggak sengaja, dan jadinya malah enak :-)

    Keren lah menang lomba cerdas cermat, kalo aku selama kemah nggak pernah dapet juara apa-apa, mungkin gara-gara nggak pernah makan sosis, jadi nggak juara ;-(

    BalasHapus
    Balasan
    1. mending deh si herdi makan lumpur,dari pada dia makan gue,kan cerita kadi kanibal :D

      tapi serius kangkung campur rumput itu enak,apalagi kalau makannya pas lagi kelaparan udah deh makannya bakalan nambah lagi :D

      mungkin sangga gue lagi beruntungnya tuh, hehehe yaudah mulai sekarang makan sosis. (promosi) :D

      Hapus