Disaat kita menjabat sebagai panitia, terkadang kita tidak membedakan mana teman mana peserta, dan inilah yang terjadi.
Setelah yang lain sudah pada bangun
dan makanan udah habis
juga, kita siap-siap buat acara puncak. Sebelum peserta dibangunin gue,Eki,Janu,kak
Angga,dan kak Eka, ngerjain peserta dengan ngumpetin sapatu-sepatu meraka yang
ditaruh di luar kelas, kita ngumpetin sepatu mereka tapi gak semuanya, kita
sisain 3 buah sepatu tapi yang beda-beda dan bukan pasangannya, dan yang lainnya
kita umpetin. (Kapan lagi bisa ngerjain temen sendiri,mumpung jadi panitia
hahaha)
Ada yang digantung di tiang gawang, kita
sembunyiin di pot-pot bunga, sampe ada juga yang kita masukin ke tong sampah.
Dan setelah misi kita selesai, panitia yang bertugas ngebangunin mereka
bersiap-siap di depan pintu kelas tempat mereka tidur, dan tak lama kemudian
keseruan pun dimulai. Dengan nada kerasnya sambil menggebrak-gebrak pintu, panitia
berteriak
“BANGUN BANGUN.... WOY BANGUN” suara
pintu (DOR DOR DOR...)
Panitia masuk ke kelas membangunkan mereka sambil menggebrak
meja juga
“bangun woy”
Dari lapangan gue dan panitia yang
lain melihat kehebohan peserta yang lagi sibuk mengganti baju seragam pramuka
lengkap (tapi khusus bagi cewe ruangannya tertutup rapat dengan hordeng dan
dampingi 2 panitia cewe didalamnya, dan gue pun gak tau apa yang mereka lakukan.
Sial hahaha) kak Faiz dari lapangan berteriak
“Woy ganti bajunya cepetan dalam
hitungan 10 kalian udah baris di lapangan.”
Kita para panitia menghitungnya
“1,2,3,4.....” Gue lihat ke peserta cowo mereka semakin heboh dan gelisah, pas
meraka keluar kelas mereka mulai sibuk lagi mencari sepatu-sepatu mereka. Gue
dan janu deketin mereka, dan mereka nanyain ke kita
“eh liat sepatu kita-kita gak ?”
Gue dan janu pura-pura gak tau “gak
tau, kalian tadi taruhnya dimana ?.” (tertawa dalam hati dengan muka jahat tak
berdosa)
Kak Hasan ngebentak mereka “makanya
kalau naruh sepatu yang bener, CARI CEPATAN !.”
Gue bilang ke mereka ”udah pake aja
yang ada.”
Dari lapangan kak Lala teriak “heh
pada ngapain kalian ngumpul disitu, barisnya disini bukan disitu.”
Janu bilang ke mereka “udah baris aja
sana.”
Sebagian dari mereka ke lapangan tapi
ada juga yang masih sibuk mencari sepatunya.
Di lapangan gue ngeliat mereka
dievaluasi habis-habisan, gue merasa kasian dengan mereka, gue mau bantu mereka
tapi posisi gue sekarang lagi sedang jadi panitia, ya gue Cuma bisa ngeliatin
mereka aja. Gue liat anak-anak cewe panitia dari kelas X ikut-ikutan evaluasi
peserta, si Yara marah-marah kaya ibu tiri yang kejam
“heh kalian lama banget, pake baju
segitu aja tuh kaya mau pergi kondangan aja, dandan dulu ta mba ?”
Gue lihat Uci juga gak mau kalah
ngebentak mereka kaya emak-emak yang anaknya ngerengek minta mainan
“Masih ngatuk ta kalian diem aja
ditanyain tuh,BUKA MATANYA jangan nunduk ke bawah terus.”
Gue liat Wiwi ngebentak-bentak Rahma
temen kelas gue, tuh anak kejam bener kaya lagi interograsi maling aja
“heh kamu, masih ngantuk ya ? kalau
saya ngomong LIAT MATA SAYA, jangan nunduk ke bawah terus.”
Gue liat Rahma masih tetap diem dengan
kepalanya menunduk. Wiwi mulai tambah ganas “Rahma...,WOY BANGUN.... LIAT MATA
SAYA.” (dalam hitungan ke 3 kamu tidur lagi. Eh bukan, ini bukan acara
hipnostis)
Dari belakang gue si Fiki tiba-tiba
masuk ke lapangan dan ikut-ikutan evalasuasi mereka dengan cara mencipratkan
air ke muka para peserta dengan air aqua gelas yang dia bawa sambil teriak
“ biar sadar bangun,bangun,ayo
bangun.”
Gue kaget ngeliat Fiki jadi ikutan
kejam begitu,ini anak kerasupan seten apa-apa tiba berubah wujud sifat gini.
Pada kejam semua memang panitia dari kelas X ini, gak pada punya hati nurani
apa, padahal pesertanya temen angkatan sendiri ada juga yang temen sekelasnya, kayanya
mereka pada balas dendam gara-gara TTCT kemarin sering dievaluasi begini, gue
sebagai temen angkatanya ngeliat kelakuan mereka ketawa-ketawa sendiri (gue
ketawa sendirian bukan karena gila, atau lagi kerasupan setan. Tapi gue lucu
aja ngeliat mereka marah-marah ke temen angkatan sendiri).
Berbeda dengan anak-anak cowo panitia
kelas X lainnya, kita Cuma hanya menyaksikan mereka saja yang sedang dibantai
sama panitia-panitia yang tidak berdosa ini. Gue yang lagi asiknya menonton
acara bola barcelona vs madrid
”yak messi menggocek bola, ngelewati
3, 4 pemain masuk kedalam kotak pinalti dan shot.... yak GOAl.....” (woy sadar
woy... ngelidur ya lo,ini lagi evaluasi kenapa jadi el-clasico)
Gue yang lagi prihatin ngeliatin
mereka,tiba-tiba kak Angga datang nyamperin gue
“heh mi,lo gak ikutan evaluasi ?”
Gue jawab “gak kak,gue gak enakan sama
temen angkatan sendiri.”
Kak Angga ngeledek gue “ah lo mah
deketin cewe seangkatan, eveluasi temen seangkatan, tetep aja bilang gak enak.
Kalau gak enak kasih kucing.”
Gue balas candaannya “wah jangan tar
malah kucingnya keracunan lagi hahaha”. (oke itu kayanya jayus)
Suasana mulai memanas panitia mulai
naik darah, kak Faiz selaku ketua acara yang gak tahan ngadepin mereka yang
diem terus dari tadi, tiba-tiba dia datang dari belakang mereka, menggeret
tongkat dan ngebantingnya di depan mereka
“WOY KALIAN... maunya apa sih ? pake
cara halus kalian diem aja, dikerasin kalian malah tambah diem. Kenapa kalian
segitu aja telat ?”
Peserta semakin hening, kak Faiz
meledak “WOY NGOMONG JAWAB.... kalian
anggap panitia ini tembok. Kalau gak jawabnya juga, nih liat kan saya bawa
apaan”
Kak Faiz memukul-mukulkan tongkatnya
ke lapangan untuk menakut-nakutkan mereka “kalau kalian masih tetep diem juga, tongkat
ini bisa melayang ke kalian.”
Wis sadis nin kak Faiz omongannya. Kak
Faiz langsung ngebanting tongkatnya di depan mereka, mereka langsung kaget dan
mulai sadar. Satu per satu dari mereka
mulai bersuara, Ali peserta dari kelas X 3 bilang
“ya kak, maaf kita-kita terlambar
baris karena kita kehilangan sepatu.”
Kak Faiz ngebentak mereka
“sepatu-sepatu kalian sendiri, kalian yang naroh sendiri. Kenapa bisa
kehilangan, makanya kalau naroh sepatu dijaga yang bener”
Gue,Eki,dan Janu ketawa-ketawa di belakang
mereka, hahaha sebenernya bukan kalian yang salah, tapi emang kita-kitanya yang
jail ngerjain kalian (pasang muka tak berdosa), gue dan panitia lain yang
ngumpetin sepatu mereka kayanya dalang dari kekejaman ini (diam-diam
menyakitkan) Lebih kejam dari para panitia yang evaluasi mereka hehehe.
Tapi ini bukan semata-mata balas
dendam, ini bagian dari skenario biar mereka bisa berargumen. Gara-gara mereka
sibuk nyari sepatunya ketimbang hitungan panitia yang udah 45, dan akhirnya
mereka jadi telat baris di lapangan. ini adalah targetnya, biar kita para
panitia bisa mencari bahan mengevaluasi mereka, dari segi sikap, ketepatan, serta
kekompakan. Ya misi kita yang bertugas menggiring kancil agar masuk perangkap
singa pun berhasil dan sukses besar.
Suasana samakin gaduh dan tak
terkendali, setelah Ali yang memulai berargumen, perserta lainpun satu persatu
berargumen. Ya walaupun dalam kamus panitia sehebat apapun dan sebagus apapun
kata-kata mereka tapi bagi panitia argumen mereka itu dianggap SALAH, karena
panitia gak mau ngalah dan selalu BENAR (pasang muka kejam tak berdosa), dan
endingnya pun mereka akan dapat konsekuensi (hukuman berhadiah).
Setelah 1 jam setengah panitia mulai
puas sudah mendapatkan tumbalnya, dan peserta dibuat tak berkata-kata lagi.
Acara selanjutnya adalah renungan diri, sebelum renungan diri peserta ditutup
matanya dan berjalan mengikuti suara tepukan tangan panitia. Disini gue mulai
beraksi lagi dengan kejailan gue, waktu itu gue kerjain peserta cewe bernama Resya
“hey kamu, ikutin suara tepukan saya
ya, apapun yang saya perintahkan kamu harus ikuti perintah saya.”
Resya yang gak tau siapa yang lagi
diajak bicara bilang “iya kak siap.”
Gue cengar-cengir dan mulai beraksi, gue
tepuk tangan gue dan resya pelan-pelan berjalan ke hati gue ngikuti gue,
gue bilang “awas lompat ada solokan.”
Resya ikutan lompat, padahal mah itu masih disekitar tengah lapangan gak ada
apa-apa hehehe, gue bilang lagi
“awas res, jalannya agak ke kiri
dikit, ada Ee kucing.”
Resya langsung percaya dan menghindarinya
padahala gak ada apa-apa, dan gue bilang
“yah... kamu mah, udah saya bilangin
awas jalannya kekiri dikit, malah nginjekan jadinya”
Gue liat dia keliatan jiji, dia merasa kalau
dia beneran nginjek Ee kucing. Gue cengar-cengir ngeliatnya, dan terakhir gue
bilang
“eh sekarang kamu udah ada di dalam
kelas XI IPS 1 (kelas yang katanya sering kedengaran suara orang lagi nangis
kalau kelas ini keliatan sepi) kamu diem disini ya, jangan kemana-mana saya
nungguin di luar, kalau ada suara-suara aneh, teriak aja.”
Resya keliatan takut, padahal mah itu
masih di sekitar lapangan juga dan dia gak sendirian ada temen-teman yang lain
juga yang sama-sama dibohongin, Resya bilang “iya siap kak.”
Dan gue duduk 4 meter di sebelah dia.
5 menit berlalu gak ada suara-suara dari Resya maupun paserta lainnya yeng
merasa ketakutan, memasuki 10 menit gue setel suara kuntilanak yang nangis dari
ringtone HP gue. Resya mulai gelisah dan ketakutan tak lama dia teriak
“Ah... suara apa itu...”
Suara Resya membuat peserta lainya
ikutan histeris, dan gue pun langsung mematikan ringtonenya dan nanya ke Resya
“Ada apa, kenapa teriak ?”
Resya bilang sambil ketakutan “itu
kak, tadi ada suara orang menangis gitu.”
Gue bilang “orang nangis gimana, dari
luar saya gak denger suara apa-apa ?”
Gue ketawa tak bersuara, dan setelah
dapat kode perintah dari kak Lala semua peserta masuk ke dalam ruangan kelas, kita
semua langsung mengarahkan para peserta untuk menuju ruanga kelas sesunggunya
yaitu di kelas XI Ipa 1, ya kelas yang katanya paling angker di sekolah ini.
Gue bilang ke resya
“ya udah ikutin suara tepukan tangan
saya lagi, kita pindah kelas”
Gue tepuk-tepukan tangan gue dan resya
mengikuti suara tepukan hati gue, ketika naik ke tangga gue bilang
“awas hati-hati ya, kita sekarang naik
ke tangga.”
Disaat Resya pertama naik ke tangga
dia hampir aja jatuh, untungnya tangannya langsung gue pegangin (Ecie....
pegang-pegang tangan niee... ahay) Karena gue gak mau dikira dan dibilang modus
(padahal mah malau-malu tuh), gue dengan jahatnya bilang ke resya
“ya udah biar kamu gak jatuh lagi naik
tangganya, kamu ngesot aja.”
Resya langsung nurutin perintah gue, sebenernya
gue kasian juga liat cewe jalan ngesot kaya gitu. Tapi mau gimana lagi, ya
karena gue masih trauma deketin cewe gara-gara pengalaman waktu SMP dulu (loh
kok jadi curhat gini. Udah-udah fokus lagi ke topic ceritanya). Setelah Resya
berhasil menaiki tangga dengan perjuangan yang cukup berat, gue ngasih
keringanan ke dia
“kamu cape gak,mau minum ? nih saya
kasih kamu air minum.”
Resya bilang “ya kak, makasih.”
Gue kasih dia air minum yang gue bawa
dari lapangan,dan ini air minum asli dan masih baru loh, gue kali ini gak jail
ngasih air minum yang udah gue minum dulu sebelumnya atau air minum yang airnya
gue dapet dari keran westafel. Kali ini gue baik ke dia karena gue kasian juga
liat dia jalan ngesot yang nafasnya udah kaya nenek-nenek yang abis ikut lari
maraton.
Dan setelah Resya selesai minumnya, gue
lanjutin lagi menepuk-menepuk tangan gue buat ngarahin dia masuk ke kelas,
sesampainya di kelas gue bilang ke resya
“sekarang kamu udah ada di kelas XI
ipa 1, kamu boleh duduk dibangku ini. Lalu kamu dengerkan, bayangkan, dan
resapi apa yang panitia sampaikan.”
Setelah gue selesai mengantar Resya pulang
ke rumahnya (ngarep banget lo,kaya lo pacarnya aja. Kalau tukang ojeg iya) Setelah
gue selesai mengantarkan Resya ke kelas XI Ipa 1, gue dan beberapa panitia
lainnya keluar dari kelas. Sedangkan Kak Lala dan kak Budi masih tetap di dalam
kelas untuk mendampingi mereka serta memberikan renungan.
Di teras depan kelas sambil menunggu
mereka selesai renungan, karena gue udah gak kuat nahan ngantuk lagi gue tidur
sambil dinyanyiin sama Fiki dan Eki
“Fahmi bobo... oh Fahmi bobo, kalau
tidak bobo digigit bencong.”
Kampret nih mereka berdua, gue mau
tidur masih juga diganguin pake acara nyanyi digigit bencong lagi, kalau gue
bangun gue gigit juga lo. Karena gue ngarasa ngantuk banget gue gak tanggapin
mereka berdua. Dan baru juga gue tidur 20 menit, gue langsung dibangunin sama Evan
“Mi bangun mi, udah mau adzan shubuh
sholat woy.. sholat.”
Dengan jalan yang masih sempoyongan gue
jalan menuju masjid bareng Evan. Evan bilang
“eh mi lo mabok ya semalem, jalan sempoyongan
gitu.”
Gue jawab “gue masih ngantuk nih, baru
juga tidur beberapa menit udah lo bangunin aja.”
Datang di masjid bukanya gue langsung
ngambil air wudlu gue malah ikutan tiduran ngeliat Janu dan Eki tiduran di latar
masjid. Kita bertiga bangun kaget setelah mendengar suara adzan, kita pun
langsung ngambil air wudlu dan masuk kedalam untuk tidur lagi sholat
shubuh.
Setelah sholat shubuh acara
selanjutnya adalah widegame, khusus di acara TTCT susulan ini widegame diadakan
pagi-pagi setelah shubuh, karena rute yang kita lewati adalah pemukiman warga
sekitar daerah deket sekolah.
Gue yang ditugaskan berjaga di pos 3
bareng kak Budi, yaitu pos semaphore dan sandi, setelah sholat shubuh kita-kita
yang berjaga di pos berangkat duluan untuk bersiap-siap disana. Gue ditempatkan di pos 3 yang berdekatan dengan
warung yang masih tutup, karena gue masih ngantuk gue ngelanjutin lagi tidurnya
di warung tersebut.
Ngeliat gue tidur eh gak taunya kak Budi
ikutan tidur juga. Ya kita berdua sambil menunggu mereka lewat di pos kita, kita
berdua malam tidur nyenyak di depan warung. Kita berdua kaya gelandangan yang gak
punya tempat tinggal tidur di emperen warung,
Cukup lama kita berdua tidur tiba-tiba
gue denger suara grasak-grusuk pas gue buka mata, eh ternyata pemilik warungnya
udah mau buka lapaknya. Gue yang merasa gsk enek tidur di warungnya langsung
bangunin kak Budi, dan terus pindah ke tempat lain. Untung gue keburu bangun, kalau
kaga bisa-bisa gue diguyur sama pemilik warungnya karena udah ngalangin tempat
berjualannya.
Gue nyari-nyari dimana lagi tempat
yang luas dan sepi, akhirnya kita memilih di lapangan badminton untuk dijadikan
pos 3 sekaligus tempat buat ngelanjutin kita berdua tidur lagi, ya kita berdua
ngelanjutin tidurnya di tempat kursi penonton.
Kita berdua yang lagi asiknya tidur
nyenyak, dan gue lagi enak-enaknya ngimpi, tiba dimimpi gue ada Janu yang
datang menghacurkan semua kebahagian gue, ya tiba-tiba Janu yang sebagai
pendamping kloter datang dan ngebangunin gue
“eh mi, bangun mi pesertanya udah pada
datang nih.”
Gue pun dengan sigapnya langsung
bangun dan meninggalkan mimpi gue itu. Setelah gue bangun gue langsung ngebangunin
kak Budi
“kak bangun kak pesertanya udah
datang.”
Kak budi bangun dan bilang “ya udah
suruh laporan terus lo kasih pertanyaan tentang materi aja.”
Setelah kak Budi bilang gitu ke gue, dia
langsung tidur lagi. Yah mau gimana lagi, gue mau paksa dia bangun dengan cara
yang kasar,tapi dia senior gue, yang ada
gue yang kena marahnya. Terpaksa juga gue yang nanganin mereka sendirian, karena
gue bingung mau kasih pertanyaan apa, sepitas gue mau ngasih ke mereka
pertanyaan
“kenapa cewe kalau kencing jongkok, tapi kalau
cowo kencingnya berdiri ?”
“lo lahir dibulan apa, dan kenapa lo
mau lahir dibulan itu ?”
Pertanyaan yang gak penting gue
tanyain, dan gak penting juga gue tulis disini ,yang ada bikin peserta dan
termasuk yang baca tulisan ini langsung pergi ninggalin gue. Gue pun ngasih
mereka pertanyaan yang gue kuasain aja, gue suruh mereka bikin suatu kalimat
dalam kode semaphore.
Ya walaupun mau salah,atau mau bener
juga, sebener gue sendiri juga lupa-lupa inget dengan kode semaphore ini, tapi
gue malah salah-salahin mereka aja hehehe. Dan gue lanjut ke pertanyaan
berikutnya
“kenapa warna bendera semaphore warna
kuning sama merah, terus berapa ukuran bendera semaphore, dan berapa jarak max
untuk memberikan kode semaphore ?”
Meraka kebingungan buat jawab pertanyaan
dari gue, dan setelah 1 menit gue kasih waktu buat jawab, eh mereka malah
nyerah lambaikan tangan k kemare. Dan karena gue males juga buat ngasih tau
jawabannya dan jelasinya (bilang aja gk tau), dengan berat hati gue kasih
mereka sarapan pagi yaitu push up 10 kali. Sebelum gue suruh mereka, gue bilang
dulu
“eh sory ya, gue nyuruh kalian push up
nih, gue mah Cuma ngelaksanain tugas aja.”
Mereka pun menjawabnya denga ikhlas
“ya udah iya santai aja kali, gue juga ngerti kok. Lagian push mah udah jadi
hal yang biasa.”
Gue pun tenang setelah mereka ikhlas
gue kasih push up (dalam hati gue pun ketewa jahat hehehe).
Setelah dari pos 3 selanjutnya kita
bersama-sama lanjutin perjalan ke pos berikutnya, datang di pos bayangan 5
mereka langsung disiksa secera tidak pertemanan oleh Yara,Uci,dan Wiwi yang
bertugas di pos ini. Mereka semua disuruh jalan bebek sekitar 500 meter menuju
pos 5 sambil menyanyikan yel-yel mereka, suara Yara kembali terdengar seperti
ibu tiri
“heh kalian, mulai dari sini sampai
depan gapura sana, jalan bebek sambil nyanyiin yel-yel kalian. Cepetan gak pake
lama”
Gila nih bocah judes banget sama temen
sendiri, Uci mulai bersuara
“woy mana suaranya lemes banget, yang
keras nyanyinya.”
Mereka semua langsung mengeraskan
suara mereka, kedengaran tak senada dan tak kompak, Yara kembali bilang seperti
nenek lampir
“Woy nyanyinya yang bener, suara gak
kompak gitu kaya bebek di sawah. Ulangin dari awal harus sama, dan semuanya
nyanyi gak ada yang Cuma mangap doang kaya ikan kelaparan.”
Menurut gue mendingan suara mereka
deh, dari pada suara Yara yang cempreng banget kaya mak lampir. Wiwi gak mau
kalah dengan yang lain, dan ikutan mengeluarkan suara singanya
“Woy cepetan jalannya gitu aja lama, kompakin
langkahnya.”
Setelah mereka disiksa
dikerjain oleh trio racun ini, mereka semuanya akhirnya bisa sampai juga di
depan gapura dengan perjuangan dan perjalanan yang sangat berat dan panjang
ini. Setelah mereka berhasil lolos dari jeratan trio racun mereka kembali lagi
ke sekolah,tapi bukan berarti mereka sudah bebas begitu aja, disana udah ada
para senior yang udah siap menunggunya di bak pasir yang sudah dibasahi oleh
air.
Ya di pos 5 ini mereka akan berolah
raga militer yaitu merayap, guling-gulingan, tiduran di rumput dan pasir basah.
Mereka digebleng secara tidak apa-apa juga sih, kan berani kotor itu baik
hehehe.
Setelah badan mereka kotor semuanya dikerumuni dengan
pasir,meraka dievaluasi seperti yang gue alami ketika TTCT kemarin, mulai dari
sikap, kemandirian, dan kekompakan. Dengan suara panitia yang ganas dan
menyeramkan seperti harimau yang kelaparan dan siap mencengkram mangsangnya.
Setelah cukup lama mereka berada di gandang
harimau dan para panitia sudah merasa cukup puas, mereka diberi waktu untuk
membersihkan badan mereka, dan setelah itu dilanjutkan dengan acara pelantikan
pramuka penegak dan diakhiri dengan makan pagi bersama di kantin.
Suasana yang tadinya tegang dan menyeremkan
bagi peserta, kembali cair dan bersatu ketika semuanya duduk bersama-sama
menyantap sarapan pagi. TTCT susulan selesai semuanya merasa senang dan tak ada
lagi adegan pembantaian, yang ada kini kita semua kecapean. Dan gue pun kembali
ke habitat (rumah gue), dan malanjutkan lagi ngeBOKEP (Bobo Cakep) gue yang
belum selesai.
Oke deh tanpa panjang lebar lagi, ini tulisan juga udah terlalu panjang, langsung aja Bersambung...
1..2..3..4.. Tetetetettett tettettt i won cu.. i miss cu.. i lap yu.. (bayangin panitia habis ngitung 1234 langsung dance heavy rotation)
BalasHapusGila gitu ya sadis bet apalagi yang nyembunyiin sepatu. Jadi kasian sama resya yang dapet bimbingan dari lo .heheh becanda. Selamat ngebokep (bobo cakep) ya
langsung haruka,melodi,nabila,pada ikutan acara ttct susulan hahaha
Hapussekali-kalilah boleh hehehe.
Yaelah, masih jaman ya bentak bentakan gitu? hahaha
BalasHapusklasik banget perasaan dari jaman gue sma sampe sekarang metodenya gitu-gitu aja. bosen ih. coba dong, bikin inovasi yang keren gitu :D
ini tulisan masih langgeng aja ya episodenya. kayaknya bentar lagi ngalahin episode tukang bubur naik gaji deh.
itu 3 tahun yang lalu mba,sekarang mah katanya gue denger-denger udah gak sadis kaya dulu lagi.
Hapusiya lah masing langgeng doain aja semoga panjang umur hehehe
kayanya gue sampe mau bikin season 8 deh,biar ngalahin cinta fitri :D
Gile. Tulisannya panjang juga, ya. Untung gue ksatria kuat yang tidak gampang lelah. Kasihan banget resya dijahilin dengan tipu daya manusia yang begitu kejinya. Gue cuma bisa berharap kalau dapat membaca ini, kemudian terlintas buat menyusun skenario bales dendam. Biar penulisnya juga ngerasain sakitnya dikerjain. Apalagi sakitnya ditolak mantan pas ngajak balikan. Itu lebih pedih buat dipikirin. :))
BalasHapusyou are strong man. (h) makasih udah baca sampe selesai
Hapussebenernya gue juga kasian tuh sama resya,tapi apa daya gue juga dipengaruhi sama panitia senior yang keji hahaha
setelah beberapa kali main ke blog ini.
BalasHapusgue mau nanya, ini yang lu post naskah buku lo ya ? :|
Sebenernya sih ini masih tulisan-tulisan biasa yang isinya pengalaman cerita-cerita gue waktu sekolah,sejauh ini gue masih belum ada rencana buat dijadiin buku. ya tapi mungkin kedepannya kalau ada kesempatan buat nerbitin buku,Insya Allah gue akan nerbitin tulisan ini. sambil sekarang melihat dululah respon para pembaca gue,kaya gimana mengenai tulisan ini :)
HapusWeleh-weleh. Kenapa dengan tingkah yang sadis gitu. Apalah-apalah banget.
BalasHapusSampe nyembunyiin sepatu. Kenap gak orangnya aja yang disembunyiin. Kan lebih keren itu. :D
Agak lelah baca beginian. Kasih inovasi baru dong, bro. Kasi selingan nulis apa gitu. Saran, sih.
waduh kalau gue nyembunyiin orang tar dikira gue maling anak orang lagi :D
Hapusjadwal senin-jumat,gue share cerita ini pangeran,nah tar setiap hari sabtu dan minngu gue bakalan share tentang parodi-parodi gue.
Ecieeee Resya, pdhl asik tuh kalo nuntun terus pas di tangga. Apalagi kalo sambil dirangkul. Ini malah di suruh ngesot, syng bgt bro :D
BalasHapusBtw, resya skrng tmbah cantik ga? #ehh
Km ga bs pura2 galak yah bro, hehe apa gara2 malu ama temen seangkatan.. :D
iya sayang banget kenapa geu waktu itu gak memanfaatkan keadaan hehehe
Hapusbeuuh....cantik banget bro,gue aja sempet naksir sama dia hahaha
kalau sama temen seankatan sendiri buat marah dibuat-buat gak bisa bro.
jail banget sumpah. padahal sama angkatan sendiri yaa bisa sekejam itu. tapi nggak papalah yang penting bisa asik dan ada hal yang bisa buat evaluasi, walaupun itu kerjaan usil panitianya dengan nyembunyiiin sepatu mereka.
BalasHapuswaah, si Resya kasian banget lohh. btw, dia sekarang masih cantik nggak sih. kalo masih, boleh lah lo kenalin sama gue hahaha. bercanda.
hahaha gue mah kalau sama temen seangkatan sendiri paling bisa jail doang,kalau buat marah2 gk bisa.
Hapuswani piro ?... :D
sepanjang tulisanmu itu, ada banyak penderitaan orang-orang yang kamu sakiti hehehe, seru nih ikut kegiatan kaya ginian, nginep di hutan terus nyari jejak gitu ya... dulu jaman SMA aku juga sering ikutan acara kayak gini, tapi yang ngadain ROHIS bukan Pramuka, nggak ada bentak-bentakan yang ada malah disuruh ngaji satu-satu hehehe
BalasHapusTulisannya panjang sangat... :D
BalasHapusTapi keren,, kocak juga.. kenapa harus ada acara sembunyiin sepatu yah?
Gak ada hal lain yang bisa disebunyiin yah misalnya 'cinta' ? hehehe
emang sih berani kotor itu baik. tapi kalau kotornya karena kotor korupsi mah ya nggak baik juga.. :))
BalasHapusalangkah baiknya mending di buat dua tulisan Zal.. kepanjangan orang keburu bosen bacanya.
udah sarannya itu ajah. hehe
setelah tegang2 kalau udah sama2 mah jadi cair lagi yah..