Disaat kita menjabat sebagai panitia, terkadang kita tidak membedakan mana teman mana peserta, dan inilah yang terjadi.

Setelah yang lain sudah pada bangun dan makanan udah habis juga, kita siap-siap buat acara puncak. Sebelum peserta dibangunin gue,Eki,Janu,kak Angga,dan kak Eka, ngerjain peserta dengan ngumpetin sapatu-sepatu meraka yang ditaruh di luar kelas, kita ngumpetin sepatu mereka tapi gak semuanya, kita sisain 3 buah sepatu tapi yang beda-beda dan bukan pasangannya, dan yang lainnya kita umpetin. (Kapan lagi bisa ngerjain temen sendiri,mumpung jadi panitia hahaha)

Ada yang digantung di tiang gawang, kita sembunyiin di pot-pot bunga, sampe ada juga yang kita masukin ke tong sampah. Dan setelah misi kita selesai, panitia yang bertugas ngebangunin mereka bersiap-siap di depan pintu kelas tempat mereka tidur, dan tak lama kemudian keseruan pun dimulai. Dengan nada kerasnya sambil menggebrak-gebrak pintu, panitia berteriak

“BANGUN BANGUN.... WOY BANGUN” suara pintu (DOR DOR DOR...)

 Panitia masuk ke  kelas membangunkan mereka sambil menggebrak meja juga

“bangun woy”

Dari lapangan gue dan panitia yang lain melihat kehebohan peserta yang lagi sibuk mengganti baju seragam pramuka lengkap (tapi khusus bagi cewe ruangannya tertutup rapat dengan hordeng dan dampingi 2 panitia cewe didalamnya, dan gue pun gak tau apa yang mereka lakukan. Sial hahaha) kak Faiz dari lapangan berteriak

“Woy ganti bajunya cepetan dalam hitungan 10 kalian udah baris di lapangan.”

Kita para panitia menghitungnya “1,2,3,4.....” Gue lihat ke peserta cowo mereka semakin heboh dan gelisah, pas meraka keluar kelas mereka mulai sibuk lagi mencari sepatu-sepatu mereka. Gue dan janu deketin mereka, dan mereka nanyain ke kita

“eh liat sepatu kita-kita gak ?”

Gue dan janu pura-pura gak tau “gak tau, kalian tadi taruhnya dimana ?.” (tertawa dalam hati dengan muka jahat tak berdosa)

Kak Hasan ngebentak mereka “makanya kalau naruh sepatu yang bener, CARI CEPATAN !.”

Gue bilang ke mereka ”udah pake aja yang ada.”

Dari lapangan kak Lala teriak “heh pada ngapain kalian ngumpul disitu, barisnya disini bukan disitu.”

Janu bilang ke mereka “udah baris aja sana.”

Sebagian dari mereka ke lapangan tapi ada juga yang masih sibuk mencari sepatunya.

Di lapangan gue ngeliat mereka dievaluasi habis-habisan, gue merasa kasian dengan mereka, gue mau bantu mereka tapi posisi gue sekarang lagi sedang jadi panitia, ya gue Cuma bisa ngeliatin mereka aja. Gue liat anak-anak cewe panitia dari kelas X ikut-ikutan evaluasi peserta, si Yara marah-marah kaya ibu tiri yang kejam

“heh kalian lama banget, pake baju segitu aja tuh kaya mau pergi kondangan aja, dandan dulu ta mba ?”

Gue lihat Uci juga gak mau kalah ngebentak mereka kaya emak-emak yang anaknya ngerengek minta mainan

“Masih ngatuk ta kalian diem aja ditanyain tuh,BUKA MATANYA jangan nunduk ke bawah terus.”

Gue liat Wiwi ngebentak-bentak Rahma temen kelas gue, tuh anak kejam bener kaya lagi interograsi maling aja

“heh kamu, masih ngantuk ya ? kalau saya ngomong LIAT MATA SAYA, jangan nunduk ke bawah terus.”

Gue liat Rahma masih tetap diem dengan kepalanya menunduk. Wiwi mulai tambah ganas “Rahma...,WOY BANGUN.... LIAT MATA SAYA.” (dalam hitungan ke 3 kamu tidur lagi. Eh bukan, ini bukan acara hipnostis)

Dari belakang gue si Fiki tiba-tiba masuk ke lapangan dan ikut-ikutan evalasuasi mereka dengan cara mencipratkan air ke muka para peserta dengan air aqua gelas yang dia bawa sambil teriak
“ biar sadar bangun,bangun,ayo bangun.”

Gue kaget ngeliat Fiki jadi ikutan kejam begitu,ini anak kerasupan seten apa-apa tiba berubah wujud sifat gini. Pada kejam semua memang panitia dari kelas X ini, gak pada punya hati nurani apa, padahal pesertanya temen angkatan sendiri ada juga yang temen sekelasnya, kayanya mereka pada balas dendam gara-gara TTCT kemarin sering dievaluasi begini, gue sebagai temen angkatanya ngeliat kelakuan mereka ketawa-ketawa sendiri (gue ketawa sendirian bukan karena gila, atau lagi kerasupan setan. Tapi gue lucu aja ngeliat mereka marah-marah ke temen angkatan sendiri).

Berbeda dengan anak-anak cowo panitia kelas X lainnya, kita Cuma hanya menyaksikan mereka saja yang sedang dibantai sama panitia-panitia yang tidak berdosa ini. Gue yang lagi asiknya menonton acara bola barcelona vs madrid

”yak messi menggocek bola, ngelewati 3, 4 pemain masuk kedalam kotak pinalti dan shot.... yak GOAl.....” (woy sadar woy... ngelidur ya lo,ini lagi evaluasi kenapa jadi el-clasico)

Gue yang lagi prihatin ngeliatin mereka,tiba-tiba kak Angga datang nyamperin gue

 “heh mi,lo gak ikutan evaluasi ?”

Gue jawab “gak kak,gue gak enakan sama temen angkatan sendiri.”

Kak Angga ngeledek gue “ah lo mah deketin cewe seangkatan, eveluasi temen seangkatan, tetep aja bilang gak enak. Kalau gak enak kasih kucing.”

Gue balas candaannya “wah jangan tar malah kucingnya keracunan lagi hahaha”. (oke itu kayanya jayus)

Suasana mulai memanas panitia mulai naik darah, kak Faiz selaku ketua acara yang gak tahan ngadepin mereka yang diem terus dari tadi, tiba-tiba dia datang dari belakang mereka, menggeret tongkat dan ngebantingnya di depan mereka

“WOY KALIAN... maunya apa sih ? pake cara halus kalian diem aja, dikerasin kalian malah tambah diem. Kenapa kalian segitu aja telat ?”

Peserta semakin hening, kak Faiz meledak  “WOY NGOMONG JAWAB.... kalian anggap panitia ini tembok. Kalau gak jawabnya juga, nih liat kan saya bawa apaan”

Kak Faiz memukul-mukulkan tongkatnya ke lapangan untuk menakut-nakutkan mereka “kalau kalian masih tetep diem juga, tongkat ini bisa melayang ke kalian.”

Wis sadis nin kak Faiz omongannya. Kak Faiz langsung ngebanting tongkatnya di depan mereka, mereka langsung kaget dan mulai sadar. Satu per satu dari  mereka mulai bersuara, Ali peserta dari kelas X 3 bilang

“ya kak, maaf kita-kita terlambar baris karena kita kehilangan sepatu.”

Kak Faiz ngebentak mereka “sepatu-sepatu kalian sendiri, kalian yang naroh sendiri. Kenapa bisa kehilangan, makanya kalau naroh sepatu dijaga yang bener”

Gue,Eki,dan Janu ketawa-ketawa di belakang mereka, hahaha sebenernya bukan kalian yang salah, tapi emang kita-kitanya yang jail ngerjain kalian (pasang muka tak berdosa), gue dan panitia lain yang ngumpetin sepatu mereka kayanya dalang dari kekejaman ini (diam-diam menyakitkan) Lebih kejam dari para panitia yang evaluasi  mereka hehehe.

Tapi ini bukan semata-mata balas dendam, ini bagian dari skenario biar mereka bisa berargumen. Gara-gara mereka sibuk nyari sepatunya ketimbang hitungan panitia yang udah 45, dan akhirnya mereka jadi telat baris di lapangan. ini adalah targetnya, biar kita para panitia bisa mencari bahan mengevaluasi mereka, dari segi sikap, ketepatan, serta kekompakan. Ya misi kita yang bertugas menggiring kancil agar masuk perangkap singa pun berhasil dan sukses besar.

Suasana samakin gaduh dan tak terkendali, setelah Ali yang memulai berargumen, perserta lainpun satu persatu berargumen. Ya walaupun dalam kamus panitia sehebat apapun dan sebagus apapun kata-kata mereka tapi bagi panitia argumen mereka itu dianggap SALAH, karena panitia gak mau ngalah dan selalu BENAR (pasang muka kejam tak berdosa), dan endingnya pun mereka akan dapat konsekuensi (hukuman berhadiah).

Setelah 1 jam setengah panitia mulai puas sudah mendapatkan tumbalnya, dan peserta dibuat tak berkata-kata lagi. Acara selanjutnya adalah renungan diri, sebelum renungan diri peserta ditutup matanya dan berjalan mengikuti suara tepukan tangan panitia. Disini gue mulai beraksi lagi dengan kejailan gue, waktu itu gue kerjain peserta cewe bernama Resya

“hey kamu, ikutin suara tepukan saya ya, apapun yang saya perintahkan kamu harus ikuti perintah saya.”

Resya yang gak tau siapa yang lagi diajak bicara bilang “iya kak siap.”

Gue cengar-cengir dan mulai beraksi, gue tepuk tangan gue dan resya pelan-pelan berjalan ke hati gue ngikuti gue,  gue bilang “awas lompat ada solokan.” Resya ikutan lompat, padahal mah itu masih disekitar tengah lapangan gak ada apa-apa hehehe, gue bilang lagi

“awas res, jalannya agak ke kiri dikit, ada Ee kucing.”

Resya langsung percaya dan menghindarinya padahala gak ada apa-apa, dan gue bilang

“yah... kamu mah, udah saya bilangin awas jalannya kekiri dikit, malah nginjekan jadinya”

 Gue liat dia keliatan jiji, dia merasa kalau dia beneran nginjek Ee kucing. Gue cengar-cengir ngeliatnya, dan terakhir gue bilang

“eh sekarang kamu udah ada di dalam kelas XI IPS 1 (kelas yang katanya sering kedengaran suara orang lagi nangis kalau kelas ini keliatan sepi) kamu diem disini ya, jangan kemana-mana saya nungguin di luar, kalau ada suara-suara aneh, teriak aja.”

Resya keliatan takut, padahal mah itu masih di sekitar lapangan juga dan dia gak sendirian ada temen-teman yang lain juga yang sama-sama dibohongin, Resya bilang “iya siap kak.”

Dan gue duduk 4 meter di sebelah dia. 5 menit berlalu gak ada suara-suara dari Resya maupun paserta lainnya yeng merasa ketakutan, memasuki 10 menit gue setel suara kuntilanak yang nangis dari ringtone HP gue. Resya mulai gelisah dan ketakutan tak lama dia teriak

“Ah... suara apa itu...”

Suara Resya membuat peserta lainya ikutan histeris, dan gue pun langsung mematikan ringtonenya dan nanya ke Resya  

“Ada apa, kenapa teriak ?”

Resya bilang sambil ketakutan “itu kak, tadi ada suara orang menangis gitu.”

Gue bilang “orang nangis gimana, dari luar saya gak denger suara apa-apa ?”

Gue ketawa tak bersuara, dan setelah dapat kode perintah dari kak Lala semua peserta masuk ke dalam ruangan kelas, kita semua langsung mengarahkan para peserta untuk menuju ruanga kelas sesunggunya yaitu di kelas XI Ipa 1, ya kelas yang katanya paling angker di sekolah ini. Gue bilang ke resya

“ya udah ikutin suara tepukan tangan saya lagi, kita pindah kelas”

Gue tepuk-tepukan tangan gue dan resya mengikuti suara tepukan hati gue, ketika naik ke tangga gue bilang

“awas hati-hati ya, kita sekarang naik ke tangga.”

Disaat Resya pertama naik ke tangga dia hampir aja jatuh, untungnya tangannya langsung gue pegangin (Ecie.... pegang-pegang tangan niee... ahay) Karena gue gak mau dikira dan dibilang modus (padahal mah malau-malu tuh), gue dengan jahatnya bilang ke resya

“ya udah biar kamu gak jatuh lagi naik tangganya, kamu ngesot aja.”

Resya langsung nurutin perintah gue, sebenernya gue kasian juga liat cewe jalan ngesot kaya gitu. Tapi mau gimana lagi, ya karena gue masih trauma deketin cewe gara-gara pengalaman waktu SMP dulu (loh kok jadi curhat gini. Udah-udah fokus lagi ke topic ceritanya). Setelah Resya berhasil menaiki tangga dengan perjuangan yang cukup berat, gue ngasih keringanan ke dia

“kamu cape gak,mau minum ? nih saya kasih kamu air minum.”

Resya bilang “ya kak, makasih.”

Gue kasih dia air minum yang gue bawa dari lapangan,dan ini air minum asli dan masih baru loh, gue kali ini gak jail ngasih air minum yang udah gue minum dulu sebelumnya atau air minum yang airnya gue dapet dari keran westafel. Kali ini gue baik ke dia karena gue kasian juga liat dia jalan ngesot yang nafasnya udah kaya nenek-nenek yang abis ikut lari maraton.

Dan setelah Resya selesai minumnya, gue lanjutin lagi menepuk-menepuk tangan gue buat ngarahin dia masuk ke kelas, sesampainya di kelas gue bilang ke resya

“sekarang kamu udah ada di kelas XI ipa 1, kamu boleh duduk dibangku ini. Lalu kamu dengerkan, bayangkan, dan resapi apa yang panitia sampaikan.”

Setelah gue selesai mengantar Resya pulang ke rumahnya (ngarep banget lo,kaya lo pacarnya aja. Kalau tukang ojeg iya) Setelah gue selesai mengantarkan Resya ke kelas XI Ipa 1, gue dan beberapa panitia lainnya keluar dari kelas. Sedangkan Kak Lala dan kak Budi masih tetap di dalam kelas untuk mendampingi mereka serta memberikan renungan.

Di teras depan kelas sambil menunggu mereka selesai renungan, karena gue udah gak kuat nahan ngantuk lagi gue tidur sambil dinyanyiin sama Fiki dan Eki

“Fahmi bobo... oh Fahmi bobo, kalau tidak bobo digigit bencong.”

Kampret nih mereka berdua, gue mau tidur masih juga diganguin pake acara nyanyi digigit bencong lagi, kalau gue bangun gue gigit juga lo. Karena gue ngarasa ngantuk banget gue gak tanggapin mereka berdua. Dan baru juga gue tidur 20 menit, gue langsung dibangunin sama Evan

“Mi bangun mi, udah mau adzan shubuh sholat woy.. sholat.”

Dengan jalan yang masih sempoyongan gue jalan menuju masjid bareng Evan. Evan bilang

“eh mi lo mabok ya semalem, jalan sempoyongan gitu.”

Gue jawab “gue masih ngantuk nih, baru juga tidur beberapa menit udah lo bangunin aja.”

Datang di masjid bukanya gue langsung ngambil air wudlu gue malah ikutan tiduran ngeliat Janu dan Eki tiduran di latar masjid. Kita bertiga bangun kaget setelah mendengar suara adzan, kita pun langsung ngambil air wudlu dan masuk kedalam untuk tidur lagi sholat shubuh.

Setelah sholat shubuh acara selanjutnya adalah widegame, khusus di acara TTCT susulan ini widegame diadakan pagi-pagi setelah shubuh, karena rute yang kita lewati adalah pemukiman warga sekitar daerah deket sekolah.

Gue yang ditugaskan berjaga di pos 3 bareng kak Budi, yaitu pos semaphore dan sandi, setelah sholat shubuh kita-kita yang berjaga di pos berangkat duluan untuk bersiap-siap disana. Gue  ditempatkan di pos 3 yang berdekatan dengan warung yang masih tutup, karena gue masih ngantuk gue ngelanjutin lagi tidurnya di warung tersebut.

Ngeliat gue tidur eh gak taunya kak Budi ikutan tidur juga. Ya kita berdua sambil menunggu mereka lewat di pos kita, kita berdua malam tidur nyenyak di depan warung. Kita berdua kaya gelandangan yang gak punya tempat tinggal tidur di emperen warung,

Cukup lama kita berdua tidur tiba-tiba gue denger suara grasak-grusuk pas gue buka mata, eh ternyata pemilik warungnya udah mau buka lapaknya. Gue yang merasa gsk enek tidur di warungnya langsung bangunin kak Budi, dan terus pindah ke tempat lain. Untung gue keburu bangun, kalau kaga bisa-bisa gue diguyur sama pemilik warungnya karena udah ngalangin tempat berjualannya.

Gue nyari-nyari dimana lagi tempat yang luas dan sepi, akhirnya kita memilih di lapangan badminton untuk dijadikan pos 3 sekaligus tempat buat ngelanjutin kita berdua tidur lagi, ya kita berdua ngelanjutin tidurnya di tempat kursi penonton.

Kita berdua yang lagi asiknya tidur nyenyak, dan gue lagi enak-enaknya ngimpi, tiba dimimpi gue ada Janu yang datang menghacurkan semua kebahagian gue, ya tiba-tiba Janu yang sebagai pendamping kloter datang dan ngebangunin gue

“eh mi, bangun mi pesertanya udah pada datang nih.”

Gue pun dengan sigapnya langsung bangun dan meninggalkan mimpi gue itu. Setelah gue bangun gue langsung ngebangunin kak Budi

“kak bangun kak pesertanya udah datang.”

Kak budi bangun dan bilang “ya udah suruh laporan terus lo kasih pertanyaan tentang materi aja.”

Setelah kak Budi bilang gitu ke gue, dia langsung tidur lagi. Yah mau gimana lagi, gue mau paksa dia bangun dengan cara yang kasar,tapi dia senior gue,  yang ada gue yang kena marahnya. Terpaksa juga gue yang nanganin mereka sendirian, karena gue bingung mau kasih pertanyaan apa, sepitas gue mau ngasih ke mereka pertanyaan

 “kenapa cewe kalau kencing jongkok, tapi kalau cowo kencingnya berdiri ?”

“lo lahir dibulan apa, dan kenapa lo mau lahir dibulan itu ?”

Pertanyaan yang gak penting gue tanyain, dan gak penting juga gue tulis disini ,yang ada bikin peserta dan termasuk yang baca tulisan ini langsung pergi ninggalin gue. Gue pun ngasih mereka pertanyaan yang gue kuasain aja, gue suruh mereka bikin suatu kalimat dalam kode semaphore.

Ya walaupun mau salah,atau mau bener juga, sebener gue sendiri juga lupa-lupa inget dengan kode semaphore ini, tapi gue malah salah-salahin mereka aja hehehe. Dan gue lanjut ke pertanyaan berikutnya

“kenapa warna bendera semaphore warna kuning sama merah, terus berapa ukuran bendera semaphore, dan berapa jarak max untuk memberikan kode semaphore ?”

Meraka kebingungan buat jawab pertanyaan dari gue, dan setelah 1 menit gue kasih waktu buat jawab, eh mereka malah nyerah lambaikan tangan k kemare. Dan karena gue males juga buat ngasih tau jawabannya dan jelasinya (bilang aja gk tau), dengan berat hati gue kasih mereka sarapan pagi yaitu push up 10 kali. Sebelum gue suruh mereka, gue bilang dulu

“eh sory ya, gue nyuruh kalian push up nih, gue mah Cuma ngelaksanain tugas aja.”

Mereka pun menjawabnya denga ikhlas “ya udah iya santai aja kali, gue juga ngerti kok. Lagian push mah udah jadi hal yang biasa.”

Gue pun tenang setelah mereka ikhlas gue kasih push up (dalam hati gue pun ketewa jahat hehehe).

Setelah dari pos 3 selanjutnya kita bersama-sama lanjutin perjalan ke pos berikutnya, datang di pos bayangan 5 mereka langsung disiksa secera tidak pertemanan oleh Yara,Uci,dan Wiwi yang bertugas di pos ini. Mereka semua disuruh jalan bebek sekitar 500 meter menuju pos 5 sambil menyanyikan yel-yel mereka, suara Yara kembali terdengar seperti ibu tiri

“heh kalian, mulai dari sini sampai depan gapura sana, jalan bebek sambil nyanyiin yel-yel kalian. Cepetan gak pake lama”

Gila nih bocah judes banget sama temen sendiri, Uci mulai bersuara

“woy mana suaranya lemes banget, yang keras nyanyinya.”

Mereka semua langsung mengeraskan suara mereka, kedengaran tak senada dan tak kompak, Yara kembali bilang seperti nenek lampir

“Woy nyanyinya yang bener, suara gak kompak gitu kaya bebek di sawah. Ulangin dari awal harus sama, dan semuanya nyanyi gak ada yang Cuma mangap doang kaya ikan kelaparan.”

Menurut gue mendingan suara mereka deh, dari pada suara Yara yang cempreng banget kaya mak lampir. Wiwi gak mau kalah dengan yang lain, dan ikutan mengeluarkan suara singanya

“Woy cepetan jalannya gitu aja lama, kompakin langkahnya.”

Setelah mereka disiksa dikerjain oleh trio racun ini, mereka semuanya akhirnya bisa sampai juga di depan gapura dengan perjuangan dan perjalanan yang sangat berat dan panjang ini. Setelah mereka berhasil lolos dari jeratan trio racun mereka kembali lagi ke sekolah,tapi bukan berarti mereka sudah bebas begitu aja, disana udah ada para senior yang udah siap menunggunya di bak pasir yang sudah dibasahi oleh air.

Ya di pos 5 ini mereka akan berolah raga militer yaitu merayap, guling-gulingan, tiduran di rumput dan pasir basah. Mereka digebleng secara tidak apa-apa juga sih, kan berani kotor itu baik hehehe.

Setelah badan  mereka kotor semuanya dikerumuni dengan pasir,meraka dievaluasi seperti yang gue alami ketika TTCT kemarin, mulai dari sikap, kemandirian, dan kekompakan. Dengan suara panitia yang ganas dan menyeramkan seperti harimau yang kelaparan dan siap mencengkram mangsangnya.

Setelah cukup lama mereka berada di gandang harimau dan para panitia sudah merasa cukup puas, mereka diberi waktu untuk membersihkan badan mereka, dan setelah itu dilanjutkan dengan acara pelantikan pramuka penegak dan diakhiri dengan makan pagi bersama di kantin.


Suasana yang tadinya tegang dan menyeremkan bagi peserta, kembali cair dan bersatu ketika semuanya duduk bersama-sama menyantap sarapan pagi. TTCT susulan selesai semuanya merasa senang dan tak ada lagi adegan pembantaian, yang ada kini kita semua kecapean. Dan gue pun kembali ke habitat (rumah gue), dan malanjutkan lagi ngeBOKEP (Bobo Cakep) gue yang belum selesai.

Oke deh tanpa panjang lebar lagi, ini tulisan juga udah terlalu panjang, langsung aja Bersambung...

17 komentar:

  1. 1..2..3..4.. Tetetetettett tettettt i won cu.. i miss cu.. i lap yu.. (bayangin panitia habis ngitung 1234 langsung dance heavy rotation)

    Gila gitu ya sadis bet apalagi yang nyembunyiin sepatu. Jadi kasian sama resya yang dapet bimbingan dari lo .heheh becanda. Selamat ngebokep (bobo cakep) ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. langsung haruka,melodi,nabila,pada ikutan acara ttct susulan hahaha

      sekali-kalilah boleh hehehe.

      Hapus
  2. Yaelah, masih jaman ya bentak bentakan gitu? hahaha
    klasik banget perasaan dari jaman gue sma sampe sekarang metodenya gitu-gitu aja. bosen ih. coba dong, bikin inovasi yang keren gitu :D
    ini tulisan masih langgeng aja ya episodenya. kayaknya bentar lagi ngalahin episode tukang bubur naik gaji deh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. itu 3 tahun yang lalu mba,sekarang mah katanya gue denger-denger udah gak sadis kaya dulu lagi.

      iya lah masing langgeng doain aja semoga panjang umur hehehe
      kayanya gue sampe mau bikin season 8 deh,biar ngalahin cinta fitri :D

      Hapus
  3. Gile. Tulisannya panjang juga, ya. Untung gue ksatria kuat yang tidak gampang lelah. Kasihan banget resya dijahilin dengan tipu daya manusia yang begitu kejinya. Gue cuma bisa berharap kalau dapat membaca ini, kemudian terlintas buat menyusun skenario bales dendam. Biar penulisnya juga ngerasain sakitnya dikerjain. Apalagi sakitnya ditolak mantan pas ngajak balikan. Itu lebih pedih buat dipikirin. :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. you are strong man. (h) makasih udah baca sampe selesai

      sebenernya gue juga kasian tuh sama resya,tapi apa daya gue juga dipengaruhi sama panitia senior yang keji hahaha

      Hapus
  4. setelah beberapa kali main ke blog ini.
    gue mau nanya, ini yang lu post naskah buku lo ya ? :|

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenernya sih ini masih tulisan-tulisan biasa yang isinya pengalaman cerita-cerita gue waktu sekolah,sejauh ini gue masih belum ada rencana buat dijadiin buku. ya tapi mungkin kedepannya kalau ada kesempatan buat nerbitin buku,Insya Allah gue akan nerbitin tulisan ini. sambil sekarang melihat dululah respon para pembaca gue,kaya gimana mengenai tulisan ini :)

      Hapus
  5. Weleh-weleh. Kenapa dengan tingkah yang sadis gitu. Apalah-apalah banget.

    Sampe nyembunyiin sepatu. Kenap gak orangnya aja yang disembunyiin. Kan lebih keren itu. :D

    Agak lelah baca beginian. Kasih inovasi baru dong, bro. Kasi selingan nulis apa gitu. Saran, sih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. waduh kalau gue nyembunyiin orang tar dikira gue maling anak orang lagi :D

      jadwal senin-jumat,gue share cerita ini pangeran,nah tar setiap hari sabtu dan minngu gue bakalan share tentang parodi-parodi gue.

      Hapus
  6. Ecieeee Resya, pdhl asik tuh kalo nuntun terus pas di tangga. Apalagi kalo sambil dirangkul. Ini malah di suruh ngesot, syng bgt bro :D

    Btw, resya skrng tmbah cantik ga? #ehh
    Km ga bs pura2 galak yah bro, hehe apa gara2 malu ama temen seangkatan.. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya sayang banget kenapa geu waktu itu gak memanfaatkan keadaan hehehe

      beuuh....cantik banget bro,gue aja sempet naksir sama dia hahaha
      kalau sama temen seankatan sendiri buat marah dibuat-buat gak bisa bro.

      Hapus
  7. jail banget sumpah. padahal sama angkatan sendiri yaa bisa sekejam itu. tapi nggak papalah yang penting bisa asik dan ada hal yang bisa buat evaluasi, walaupun itu kerjaan usil panitianya dengan nyembunyiiin sepatu mereka.

    waah, si Resya kasian banget lohh. btw, dia sekarang masih cantik nggak sih. kalo masih, boleh lah lo kenalin sama gue hahaha. bercanda.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha gue mah kalau sama temen seangkatan sendiri paling bisa jail doang,kalau buat marah2 gk bisa.

      wani piro ?... :D

      Hapus
  8. sepanjang tulisanmu itu, ada banyak penderitaan orang-orang yang kamu sakiti hehehe, seru nih ikut kegiatan kaya ginian, nginep di hutan terus nyari jejak gitu ya... dulu jaman SMA aku juga sering ikutan acara kayak gini, tapi yang ngadain ROHIS bukan Pramuka, nggak ada bentak-bentakan yang ada malah disuruh ngaji satu-satu hehehe

    BalasHapus
  9. Tulisannya panjang sangat... :D
    Tapi keren,, kocak juga.. kenapa harus ada acara sembunyiin sepatu yah?

    Gak ada hal lain yang bisa disebunyiin yah misalnya 'cinta' ? hehehe

    BalasHapus
  10. emang sih berani kotor itu baik. tapi kalau kotornya karena kotor korupsi mah ya nggak baik juga.. :))

    alangkah baiknya mending di buat dua tulisan Zal.. kepanjangan orang keburu bosen bacanya.
    udah sarannya itu ajah. hehe

    setelah tegang2 kalau udah sama2 mah jadi cair lagi yah..

    BalasHapus